Page 143 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 143

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







           Gambaran Umum





           Khazanah sastra Islam Jawa sangat kaya dan berbagai-bagai coraknya. Teks-teks
           awal pada umumnya ditulis dalam bahasa Jawa Madya. Namun sesudah abad
           ke-17 M  teks-teks Islam ditulis dalam bahasa Jawa Baru, Sunda, Madura, dan
           Sasak. Aksara yang digunakan sebagai wahananya ialah aksara Jawa dan aksara
           Pegon (Arab Gundul). Pusat penulisan pada mulanya berada di pesisir, namun
           setelah munculnya kerajaan-kerajaan Islam seperti Demak, Mataram, Cirebon,
           Banten dan lain-lain, pusat-pusat penulisan sastra pun menyebar dengan luasnya
           ke wilayah-wilayah di pedalaman, khususnya tempat yang berdekatan dengan
           pusat kekuasaan.


           Tidak perlu lagi diterangkan apa yang disebut sastra Islam, karena penjelasannya
           telah dikemukakan dalam tulisan awal dalam buku ini. Kami hanya ingin
           mengemukakan bahwa berdasarkan sumber ilham penulisannya dapat dibagi
           menjadi 4 kelompok. Pertama, karangan-karangan yang dituliskan berdasarkans
           umber-sumber al-Quran dan peristiwa-peristiwa awal dalam sejarah Islam
           semenjak Rasulullah mendakwahkan agama ini di lingkungan kaumnya bangsa
           Arab. Kedua, karangan-karangan yang ditulis bersumber teks-teks sastra Arab
           dan Persia, meliputi kisah-kisah dan kejadian setelah agama Islam berkembang
           luas pada masa khalifah al-rasyidin hingga munculnya pusat-pusat peradaban
           Islam pada zaman Umayyah dan Abbasiyah antara abad ke-8 sampai abad ke-13
           M. Ketiga, karangan-karangan yang ditulis berdasarkan sumber-sumber cerita
           dan sejarah lokal, baik sebelum maupun sesudah agama Islam berkembang
           di daerah bersangkutan. Termasuk ke dalam kelompok ini antara lain ialah
           Layang Kalimasada dan Petruk Dados Ratu yang dikarang berdasarkan cerita
           pewayangan dan dipergunakan sebagai sarana penyebaran agama Islam.

           Ada pun pengelompokan yang lain lain bisa dilakukan mengikuti klasifikasi yang
           ada dalam sastra Melayu dan sastra Islam lain, seperti berikut: (1) Karangan-
           karangan tentang kehidupan  Nabi Muhammad s.a.w. dan orang-orang
           sekitarnya. Termasuk jenis ini ialah Serat Mikraj, Samud Ibn Salam, Patimah Sami,
           Carita Rasulullah, Cariyos Jaman Nabi Muhammad dan Paras Nabi. Samud Ibn
           Salam adalah saduran Kitab Seribu Masa’il Melayu. Totoh Abdullah bin Salam
           dalam teks Melayu diubah menjadi Samud Ibn Salam. Adapun  Patimah Sami
           adalah versi Jawa dari Hikayat Nabi Mengajar Anaknya Fatimah dan Paras Nabi
           adalah versi Jawa dari Hikayat Nabi Bercukur.

           (2) Kisah para nabi, di Jawa disebut Serat Anbiya’. Versi Jawa yang terkenal
           diberi judul Carita Satus (Cerita Seratus). Dari sumber ini muncul kisah-kisah
           lepas seperti  Serat Nabi Musa, Serat Yusuf, Serat Suleman,  dan lain-lain.
           Ada juga himpunan kisah para nabi yang merupakan  babad sengala (sastra






                                                                                                129
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148