Page 194 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 194

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







                                                                      Kabupaten    Boné,   Kabupaten     Sinjai,
                                                                      sebagian Kabupaten Bulukumba, sebagian
                                                                      Kabupaten  Maros,  sebagian  Kabupaten,
                                                                      Pangkep, Kabupaten Barru, Kota Parepare,
                                                                      Kabupaten     Sidenreng-Rappang,     dan
                                                                      Kabupaten Pinrang. Orang Makassar
                                                                      mendiami sebagian Kabupaten Pangkajene
                                                                      dan Kepulauan, sebagian Kabupaten
                                                                      Maros, Kabupaten Gowa, Kabupaten
                                                                      Takalar, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten
                                                                      Bantaeng, Kabupaten Selayar, dan sebagian
                                                                      Kabupaten Bulukumba. Kota Makassar
                                                                      pada awalnya dihuni oleh penduduk yang
                                                                      menggunakan bahasa Makassar, namun
                                                                      sejak akhir abad ke-17 Kota Makassar
                                                                      menjadi sebuah kota yang multi etnis.
                                                                      Orang Bugis dan orang Makassar tidak
                                                                      kurang menetap di Sulawesi Selatan tetapi
          Peta kerajaan islam yang ada di                             berdiaspora secara berkelompok di Pulau
          Pulau Sulawesi.
          Sumber: Atlas Sejarah Indonesia Masa Islam.,   Sumatera, Pulau Kalimantan, semenanjung Melayu dan daerah lainnya. Migrasi
          2011.                     Bugis Makassar sudah berlangsung sejak abad ke-17 (Perang Makassar) hingga
                                    sekarang.

                                    Pada masa lampu, orang Bugis dan orang Makassar telah memiliki sistem
                                    kepercayaan yang merupakan warisan dari nenek moyang mereka. Di antara
                                    sistem kepercayaan cukup dikenal adalah kepercayaan  Patuntung dan
                                    kepercayaan kepada Déwata Séuwaé atau karaengta. Kepercayaan Patutuntung
                                    pada masa lampau dipraktikkan oleh penduduk di kawasan Bulukumba,
                                    Bantaeng, dan penduduk di sekitar kaki Gunung Bawakaraeng.  Patuntung
                                    berasal dari Bahasa Makassar patuttung atau panuntung yang berarti penuntun
                                    hidup di dunia (Mahmud dan Muh. Husni, 2009: 29-30). Sementara itu,
                                    kepercayaan Déwata Séuwaé dianut oleh orang Bugis Pra-Islam. Kepercayaan
                                    Déwata Séuwaé (Déwata Yang Tunggal),  To Palanroé (Khalik), dan  Patotoqé
                                    (Penentu nasib), sebuah bentuk kepercayaan yang berasal dari zaman La Galigo
                                    (Mattulada, 1983: 229-230).


                                    Pada awal abad ke-17, kerajaan-kerajaan Bugis dan Makassar menerima Islam
                                    sebagai agama resmi kerajaan. Kerajaan yang pertama kali menerima Islam secara
                                    resmi adalah Luwuq pada tahun 1603, disusul Kerajaan Gowa pada tahun 1607.
                                    Penerimaan Islam oleh kedua kerajaan ini berlangsung secara damai. Kerajaan
                                    Gowa kemudian mengislamkan kerajaan-kerajaan Bugis lainnya melalui perang
                                    (musuq selleng). Kerajaan yang pertama kali ditaklukkan oleh Gowa adalah
                                    Sidénréng dan Soppéng pada tahun 1609, kemudian Wajo pada tahun 1610,








                    180
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199