Page 594 - SKI jld 3 pengantar menteri Revisi Assalam
P. 594

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3







                                    23    Badri Yatim, Sejarah Sosial ..., hlm. 34; lihat juga Muhammad Amin Taufiq (ed.), Tarikh
                                          Asyraf al-Hijaz 1840 – 1883 (Khulasah al-Kalam fi Bayan Umara al-Balad al-Haram (Kairo:
                                          Dar al-Saqi, 1993) hlm. 83-88.
                                    24    Azyumardi Azra, Jaringan Ulama ..., h. 56; lihat juga Pigeaud & H. J. Graaf, Islamic State in
                                          Java 1500-1700, VKI 70, Den Haag Nijhoff, 1976, hlm. 49.
                                    25    Azyumardi Azra, Jaringan Ulama ..., hlm. 56.
                                    26    Uka Tjandrasasmita, Pertumbuhan dan ...,  hlm. 133.
                                    27    Yoesoef Syuaib, Sejarah Kekuasaan Islam di Andalus (Jakarta: maju, 1984) hlm. 95.
                                    28    Bernard  H.M.  Vlekke,  Nusantara;  Sejarah  Indonesia  (Jakarta:  Kepustakaan  Populer
                                          Gramedia, 2008) hlm. 129.
                                    29     Mohammad Said,  Aceh Sepanjang Abad (Medan: PT Percetakan dan Penerbitan Waspada,
                                          1981), hlm. 224-228 dan A. Hasmy, Kebudayaan Aceh dalam Sejarah (Jakarta: Penerbit
                                          Beuna, 1983) hlm. 104.
                                    30    Uka Tjandrasasmita (Ed), Sejarah Nasional Indonesia jilid III (Jakarta: Departemen Pendidikan
                                          dan Kebudayaan, 1976), hlm. 330-332.
                                    31    Mengenai perlawanan penduduk Nusantara menghadapi Belanda dapat dibaca dalam
                                          Uka Tjandrasasmita, (ed.), Sejarah Nasional Indonesia III ...., hlm. 333-395.
                                    32    Jacob Vredendregt, “Ibadah Haji; Beberapa Ciri dan Fungsinya”, dalam Dick Douwes dan
                                          Nico Kaptein, (ed.), Indonesia dan Haji (Jakarta: INIS, 1997) hlm. 3.
                                    33    Martin van Bruinessen,  Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat Tradisi-tradisi Islam di
                                          Indonesia,( Mizan: Bandung, 1995)  hlm. 48.
                                    34    Christian Snouck Hurgronje, Nasehat-Nasehat C. Snouck Hurgronje Semasa Kepegawaian
                                          Kepada Pemerintah Hindia Belanda 1889-1936,  jilid III (Jakarta: INIS, 1993) hlm. 1430.
                                    35    Surat dari Konsul Belanda di Jeddah kepada Gubernur Jenderal 9 Agustus 1890 no. 393,
                                          dalam Konsul Verslag 18909. Arsip Nasional RI, Agenda 1890/17829.
                                    36    M. Dien Madjid, Berhaji di Masa Kolonial (Jakarta: CV Sejahtera, 2008) hlm. 64 dan 118-
                                          119.
                                    37    M. Dien Madjid, Berhaji di Masa ...., hlm. 112-117.
                                    38    Arsip Nasional RI, Ketentuan ini ternyata telah dianjurkan oleh Konsul Belanda di Jeddah
                                          sejak tahun 1882, lihat Algemeene Pelgrims Verslag over het jaar 1882 oleh konsul Belanda
                                          di Jeddah.
                                    39    Arsip Nasional RI, Resolusi 1825 tanggal 18 Oktober no: 9
                                    40    Arsip Nasional RI, Resolusi 1827 tanggal  31 Agustusno: 24
                                    41    Jacob Vredenbregt, “Ibadah Haji Beberapa Ciri” ..., hlm. 8.
                                    42    Arsip Kolonial RI, Resolusi 31 Agustus 1827 No. 24.
                                    43    Kees Van Dijk, “Perjalanan Ibadah Haji Indonesia” dalam Douwes dan Kaptein, Indonesia
                                          dan Haji ..., hlm. 93.
                                    44    Arsip Nasional RI, Residensi Tegal 1857 No. 194A/4.
                                    45    Surat  dari  Direktur  Onderwijs  Eeredienst  Nijverheid  (Pendidikan  Agama  dan  Kerajinan)
                                          kepada Gubernur Jenderal 19 Juli 1890 no. 6955.  Arsip Nasional RI, Besluit Gubernur
                                          Jenderal 1 Juni 1891 no. 6.
                                    46    Surat Direktur Onderwijs ..., Arsip Nasional RI, BT. 1 Juni 1891 no. 6.
                                    47    Arsip Kolonial RI, Resolusi 18 Oktober 1825 No. 9.
                                    48    Arsip Nasional RI, Resolusi 26 Maret 1831 No. 31.
                                    49    Arsip Nasional RI, Residensi Tegal 1858 No. 198 B/3. Dalam pemeriksaan tersebut Bupati
                                          Tegal dibantu oleh komisi yang terdiri dari: Penghulu Masjid Brebes, Ketib dan dua orang
                                          haji.
                                    50    Arsip Nasional RI, Residensi Tegal 1858 No. 198 B/3.
                                    51    M. C. Ricklefs,  Sejarah Indonesia Modern,  Terj.  Dharmono  Hardjowidjono  (Yogyakarta:
                                          Gadjah Mada University Press, 1995) hlm. 198.





                    578
   589   590   591   592   593   594   595   596   597   598   599