Page 5 - PROSIDING KONFERENSI NASIONAL SEJARAH X Budaya Bahari Dan Dinamika Kehidupan Bangsa Dalam Persepektif Sejarah Jakarta, 7 – 10 November 2016 Jilid VII
P. 5
Konferensi yang diikuti dari berbagai ragam kalangan ini mencerminkan dari tujuan
diselenggarakan kegiatan ini, yaitu ingin mendekatan sejarah bukan saja sebagai sebuah ilmu
yang jauh di masa lampau, akan tetapi sejarah juga merupakan titik tolak pendidikan karakter
bagi generasi mendatang.
Bapak/Ibu hadiri yang berbahagia,
Pada tahun ini Konferensi Sejarah Nasional X mengambil tema ―Budaya Bahari dan
Dinamika Kehidupan Bangsa dalam Prespektif sejarah‖. Sebagai bangsa yang mempunyai
lautan dengan bertaburan pulau-pulau, sudah waktunya kita kembali melihat laut sebagai
penghubung diantara pulau-pulau itu. Bukti-bukti telah menunjukkan betapa bangsa kita
pernah berjaya di laut. Apakah kita hanya ingin mengenang romantisme itu sebagai sebuah
kenangan lama saja? Kita punya modal sejarah yang dapat mencermati dan memaknai ―masa
lalu‖ itu, modal sejarah inilah yang perlu kita gunakan sebagai titik tolak membangun
kembali sebagai ―bangsa yang jaya di laut‖. Peran pendidikan amatlah relevan untuk
mendekatkan pada seluruh masyarakat pentingnya budaya bahari dan negara maritim. Baik
itu melalui pendidikan formal maupun non formal. Untuk itu dinamika pemikiran dan model-
model pembelajaran sejarah mempunyai peran sangat penting dalam rangka mewujudkan
bangsa yang kuat di bidang maritim. Kita juga berharap peran serta masyarakat juga penting
untuk memberikan pemahaman tentang laut sebagai masa depan. Penguatan karakter bangsa
melalui pendidikan sejarah perlu terus didorong agar pemahaman visi kelautan dapat
dipahami generasi muda.
Bapak/Ibu hadirin yang berbahagia,
Kali ini konferensi mengangkat tujuh subtema, yaitu 1) Jaringan Pelayaran Nusantara; 2)
Sistem Pengetahuan dan Tradisi Bahari; 3) Laut Dalam Dinamika Kekuasaan; 4) Laut Dalam
Historiografi Tradisional, Sastra, dan Seni; 5) Berita Asing tentang Alam Nusantara dalam
Peralihan Zaman; 6) Dinamika Antardaerah dan Negara; 7) Pemikiran Pendidikan dan
Pengajaran Sejarah.
Untuk itu kami mohon kepada Ibu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan, berkenan untuk membuka konferensi ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Om Santi---Santi ---Santi Om
Salom
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Muhadjir Effendi
Prosiding: Konferensi Nasional Sejarah X iii | P a g e