Page 9 - PROSIDING KONFERENSI NASIONAL SEJARAH X Budaya Bahari Dan Dinamika Kehidupan Bangsa Dalam Persepektif Sejarah Jakarta, 7 – 10 November 2016 Jilid VII
P. 9
RUMUSAN KONFERENSI NASIONAL SEJARAH KE-10
HOTEL GRAND SAHID, JAKARTA
7-10 NOVEMBER 2016
Konferensi Nasional Sejarah ke-10 dengan tema : ―Budaya Bahari dan Dinamika Kehidupan
Bangsa dalam Perspektif Sejarah‖, berlangsung dari tanggal 7-10 November 2016, bertempat
di Hotel Grand Sahid. Konferensi ini diikuti 300 orang peserta yang berasal mulai dari Aceh
hingga Papua. Ikut juga sebagai bentuk utusan Persatuan Sejarawan Malaysia (PSM) dan
Philippine Historical Association (PHA), dan sejumlah pengamat dari kalangan penggiat
kajian sejarah. Konferensi membahas 100 makalah tentang berbagai aspek dari dinamika
budaya bahari, sejak masa silam, sampai sekarang. Berbagai wacana yang diharapkan untuk
masa depan juga disampaikan.
Salah satu daya tarik akademis Konferensi Nasional Sejarah ini ialah empat keynote addres
yang disampaikan oleh tiga ilmuan terkemuka di dunia akademis internasional. Setelah
mengikuti acara dengan cermat dan seksama, serta sambutan dari Presiden Republik
Indonesia, yang diwakili oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
dan pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta wacana yang berkembang dalam
diskusi, maka Konferensi Nasional Sejarah ke-10 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Sejarah adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang memberikan gambaran peristiwa
dan kejadian dalam perjalanan waktu. Sejarah bukanlah sekedar romantisme masa
lalu, tetapi wawasan yang bisa juga memberikan perspektif ke depan dengan lebih arif
tanpa harus mengulang kesalahan yang pernah terjadi.
2. Tema utama Konferensi Nasional Sejarah disesuikan dengan cita-cita pembangunan
kembali budaya maritim bangsa sebagaimana yang ditekankan oleh Presiden
Republik Indonesia, Joko Widodo, tonggak utama kebijakan bangsa menempatkan
Indonesia sebagai poros maritim dunia yang terkemuka.
3. Dalam wawasan dunia kemaritiman tanah dan laut adalah satu kesatuan. Adaptasi
kehidupan manusia yang bijaksana dalam lingkungan kemaritiman akan menciptakan
masyarakat maritim di satu kawasan yang dikenal dengan ―sistem laut‖ atau ―mikro
region‖ yang saling terhubung dalam membentuk jaringan yang saling bertautan.
4. Negara maritim dan pemupukan budaya bahari adalah wawasan bangsa yang
melestarikan dan mengembangkan nilai dan semangat yang menempatkan laut
sebagai basis perjuangan bangsa. Dengan semangat merdeka inilah etos kebaharian
dari berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia harus selalu sekayuh.
5. Menekankan pentingnya peningkatan peran sejarah dalam penguatan karakter bangsa
Indonesia melalui pemikiran pembelajaran sejarah yang dapat mendorong daya
aktifitas, kritis dan kemampuan dalam mengelola resiko. Pengajaran sejarah
dilakukan dengan mengajak siswa bermain peran lebih efektif dibandingkan
mendengar ceramah tentang sejarah. Dengan begini anak-anak dapat menghayati,
Prosiding: Konferensi Nasional Sejarah X vii | P a g e