Page 201 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 201

Pangeran Mohammad Noor      187



               yang  mendukung  ide  pemerintah  kolonial  Belanda  mendirikan
               Negara Kalimantan di luar Negara Republik Indonesia sebagai suatu
               negara bagian dalam Negara Indonesia Serikat yang kemudian akan
               dibentuk.  Dan  ketiga,  golongan  unitarisme  yakni  golongan  yang
               bercita-cita ke arah negara kesatuan. Golongan ini mempertahankan
               negara  kesatuan  Republik  Indonesia  hasil  Proklamasi  17  Agustus
               1945  dan  bercita-cita  menjadikan  Kalimantan  sebagai  bagian  atau
               provinsi dari Republik Indonesia.
                      Untuk  mencapai  cita-cita  negara  kesatuan,  golongan
               unitarisme terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan bersenjata
               yang  bergerilya  di  hutan-hutan  menentang  politik  Belanda  dengan
               kekerasan senjata. Para gerilyawan itu antara lain tergabung dalam
               MN 1001/MTKI dan ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan. Golongan
               para  pimpinan  partai  politik  yang  secara  legal  dan  kooperatif
               berjuang  di  saluran  politik  (anggota  Dewan  Banjar)  menentang
               pembentukan  Negara  Kalimantan,  terdiri  dari  Partai  SKI  (Serikat
               Kerakyatan  Indonesia)  dan  Partai  Sermi  (Serikat  Muslimin
               Indonesia).  Termasuk  juga  dalam  golongan  ini  adalah  kelompok
               wanita  bernama  Pertiwi  (Persatuan  Tindakan  Wanita  Indonesia).
               Usaha-usaha  SKI  dan  Sermi  didukung  pihak  ALRI  Divisi  IV
               Pertahanan Kalimantan yang bergerilya di hutan-hutan sebagai siasat
               menghadapi politik negara federal Belanda.
                                                        48
                      Melihat  perkembangan  politik  setelah  Linggarjati,  beberapa
               angota  SKI  menemui  Gubernur  Pangeran  Mohammad  Noor  untuk
               melaporkan keadaan perjuangan di Kalimantan Selatan. Mereka juga
               bermaksud  menghadap  Presiden  untuk  menyampaikan  rencana
               Belanda membentuk Dewan Banjar. Akan tetapi Presiden tidak ada di
               tempat  sehingga  mereka  diterima  oleh  Wakil  Presiden  Mohammad
               Hatta.  Kepada  Wakil  Presiden,  mereka  melaporkan  bahwa  rakyat
               Kalimantan  Selatan  baik  dari  golongan  gerilyawan  maupun  dari
               golongan  politik  yang  terhimpun  dalam  Partai  SKI  kompak  dalam
               menghadapi  Belanda.  Setelah  menjelaskan  situasi  Kalimantan,
               mereka  atas  nama  SKI  menyampaikan  sebuah  pernyataan  kepada
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206