Page 99 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 99

86       Gubernur Pertama di Indonesia



            Sutomo  pada  1908  yang  bertujuan  meningkatkan  derajat  kaum
            bumiputra khususnya orang Jawa. Namun, seiring perjalanan waktu,
            ia  merasa  tidak  puas  terhadap  organisasi  tersebut  yang  dinilainya
            sangat Jawa-sentris dan semakin konservatif dalam perjuangannya.
                    Untuk memenuhi hasrat perjuangan melawan ketidakadilan
            terhadap  masyarakat  pribumi,  R.  P.  Soeroso  bergabung  dengan
            Sarekat  Islam  pada  1915.  Jiwa  pembangkangnya  terhadap
            ketidakadilan pemerintah kolonial mulai tampak sejak ia bersekolah
            di  Kweekschool  (sekolah  guru)  di  Sidoardjo.  Sebenarnya  Soeroso
            termasuk  murid  yang  disenangi  guru-gurunya.  Namun,  pada  suatu
            hari,  sebulan  menjelang  ujian  akhir,  ia  diusir  kepala  sekolahnya.
            Dalam  penilaian  Soeroso,  kepala  sekolahnya  menunjukkan  sikap
            antipribumi dan memperlakukan murid-murid pribumi secara tidak
            adil  dan  menghina,  mulai  dari  soal  “kecil”—melepas  taplak  meja
            makan  murid  pribumi—hingga  pembedaan  perhatian  dalam
            pengajaran.  Tidak  tahan  dengan  perlakuan  semacam  itu,  Soeroso
            mengajak  teman-temannya  mogok  sekolah  selama  beberapa  hari.
            Akibatnya,  murid-murid  yang  mogok  diberi  hukuman,  sedangkan
            Soeroso  dikeluarkan  dari  sekolah  karena  dianggap  sebagai  biang
            keladi.
                    Pemecatan  itu  justru  makin  membangkitkan  semangat
            perlawanan  R.  P.  Soeroso  terhadap  praktik  kolonial.  Kendati
            dimaafkan  dan  mendapat  panggilan  kembali  ke  sekolah,  Soeroso
            tidak menghiraukannya. Ia kemudian belajar jurnalistik di Surabaya.
            Melalui  pengetahuan  jurnalistiknya  ia  mulai  menulis  dalam  surat
            kabar dan mengkritik pemerintah kolonial.
                    Telah disebutkan, pada 1915, R. P. Soeroso bergabung dengan
            Sarekat Islam. Awalnya, organisasi itu bernama Sarekat Dagang Islam
            (SDI)  yang  didirikan  oleh  Haji  Samanhudi  di  Surakarta  pada  1911.
            Tujuannya  memperkuat  persatuan  pedagang  pribumi  agar  mampu
            bersaing  terhadap  pedagang  asing  terutama  pedagang  Cina.  Atas
            saran Tjokroaminoto, SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI) pada 10
            September  1912.  Pergantian  nama  itu  didasarkan  pertimbangan
            ruang gerak organisasi lebih luas, tidak terbatas dalam perdagangan
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104