Page 43 - Kelas XI_PPKn_KD 3.2
P. 43

Dalam  masa  pemerintahan  Presiden  Habibie  inilah  muncul

                   beberapa  indikator  pelaksanaan  demokrasi  di  Indonesia.

                   Pertama,  diberikannya  ruang  kebebasan  pers  sebagai  ruang
                   publik untuk berpartisipasi dalam kebangsaan dan kenegaraan.

                   Kedua, diberlakukannya sistem multipartai dalam pemilu tahun

                   1999.  Habibie  dalam  hal  ini  sebagai  Presiden  Republik

                   Indonesia  membuka  kesempatan  kepada  rakyat  untuk
                   berserikat dan berkumpul sesuai dengan ideologi dan aspirasi

                   politiknya.



                   Dua  hal  yang  dilakukan  Presiden  Habibie  di  atas  merupakan

                   fondasi yang kuat bagi pelaksanaan demokrasi Indonesia pada

                   masa selanjutnya. Demokrasi yang diterapkan negara kita pada

                   era reformasi ini adalah demokrasi Pancasila, tentu saja dengan
                   karakteristik yang berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip

                   dengan  demokrasi  parlementer  tahun  1950-1959.  Pertama,

                   Pemilu  yang  dilaksanakan  jauh  lebih  demokratis  dari  yang

                   sebelumnya.           Sistem       pemilu       yang      terus      berkembang
                   memberikan  jalan  bagi  rakyat  untuk  menggunakan  hak

                   politiknya  dalam  pemilu,  bahkan  puncaknya  pada  tahun  2004

                   rakyat bisa langsung memilih wakilnya di lembaga legislatif dan
                   presiden/wakil  presiden  pun  dipilih  secara  langsung.  Tidak

                   hanya itu, mulai tahun 2005 kepala daerah pun (gubernur dan

                   bupati/walikota)  dipilih  langsung  oleh  rakyat.  Kedua,  rotasi
                   kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampai

                   pada  tingkat  desa.  Ketiga,  pola  rekrutmen  politik  untuk

                   pengisian  jabatan  politik  dilakukan  secara  terbuka  dimana

                   setiap warga negara yang mampu dan memenuhi syarat dapat
                   menduduki  jabatan  politik  tersebut  tanpa  adanya  diskrimisi.
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48