Page 40 - Kelas XI_PPKn_KD 3.2
P. 40
pada masa Orde Baru, sistem rekruitmen politik tersebut
bersifat tertutup, kecuali anggota DPR yang berjumlah
400 orang dipilih melalui Pemilihan Umum. Pengisian
jabatan tinggi negara seperti Mahkamah Agung, Dewan
Pertimbangan Agung dan jabatan-jabatan lainnya dalam
birokrasi dikontrol sepenuhnya oleh lembaga
kepresidenan. Demikian juga dengan anggota badan
legislatif. Anggota DPR sejumlah 100 orang dipilih
melalui proses pengangkatan dengan surat keputusan
Presiden. Sementara itu dalam kaitannya dengan
rekruitmen politik lokal (seperti gubernur dan
bupati/walikota), masyarakat di daerah tidak mempunyai
peluang untuk ikut menentukan pemimpin mereka,
karena kata akhir tentang siapa yang akan menjabat
diputuskan oleh Presiden. Jelas, sistem rekruitmen
seperti sangat bertentangan dengan semangat
demokrasi.
3. Pemilihan Umum. Pada masa pemerintahan Orde Baru,
Pemilihan Umum telah dilangsungkan sebanyak tujuh
kali dengan frekuensi yang teratur setiap lima tahun
sekali. Tetapi kalau kita amati kualitas pelaksanaan
pemilihan umum tersebut masih jauh dari semangat
demokrasi. Karena Pemilihan Umum tidak melahirkan
persaingan yang sehat, yang terjadi adalah kecurangan-
kecurangan yang sudah menjadi rahasia umum.
4. Pelaksanaan hak dasar warga negara. Sudah bukan
menjadi rahasia umum lagi, bahwa dunia internasional
seringkali menyoroti politik Indonesia berkaitan erat
dengan perwujudan jaminan hak asasi manusia. Masalah