Page 23 - Pedoman_Implementasi_Pelabelan_Pangan_Olahan_-_Pencantuman_Jumlah_Bahan_Baku_dan_Informasi_Alergen
P. 23
12
3. Bahan baku merupakan nama jenis pangan 2) Pangan Olahan yang jumlah bahan
atau disebut dalam nama jenis pangan, bakunya dapat bervariasi tanpa
meliputi: mengubah karakter pangan atau
a. Bahan baku yang dimaksud secara membedakannya dari pangan
generik menjadi nama jenis sebagaimana serupa.
diatur dalam Peraturan BPOM tentang Contoh:
Kategori Pangan. Tepung pada produk “Tortilla
Contoh: Tepung”.
Ikan pada produk “Abon Ikan”. Singkong pada “Keripik
Kakao bubuk pada produk “Susu Singkong”.
Cokelat”. Beras pada “Kreker Beras”.
Pencantuman jumlah bahan baku tidak
diperlukan jika:
b. Bahan baku yang dimaksud merupakan
1) Pangan olahan yang keseluruhan tambahan nama generik
bahan bakunya disebutkan dalam
nama jenis sesuai kategori pangan. Contoh:
Pencantuman jumlah bahan baku Chamomile dan sereh pada
hanya diwajibkan pada bahan baku produk “Minuman Serbuk
yang menjadi penentu identitas Chamomile dan Sereh” (Nama
pangan olahan. jenis sesuai Kategori Pangan
adalah “Minuman Serbuk
Contoh:
Berperisa”).
Kopi pada produk “Minuman
Serbuk Kopi, Gula, Susu”
(Nama jenis sesuai Kategori Pencantuman jumlah bahan baku tidak
Pangan adalah “Minuman dilakukan jika nama bahan melekat pada
Serbuk Kopi, Gula, Susu”). nama jenis yang tidak mencerminkan
Kopi dan jahe pada produk penggunaan bahan baku tersebut, misalnya
“Minuman Serbuk Kopi, ‘krim’ pada “Es Krim” dan “Krekers Krim”.
Gula, Susu, Jahe”.