Page 24 - Pedoman_Implementasi_Pelabelan_Pangan_Olahan_-_Pencantuman_Jumlah_Bahan_Baku_dan_Informasi_Alergen
P. 24

13


 3.  Bahan baku merupakan nama jenis pangan   2)  Pangan Olahan yang jumlah bahan
 atau disebut dalam nama jenis pangan,   bakunya dapat bervariasi tanpa
 meliputi:                              mengubah karakter pangan atau

 a.  Bahan baku yang dimaksud  secara   membedakannya       dari    pangan
 generik menjadi nama jenis sebagaimana   serupa.
 diatur dalam Peraturan BPOM tentang    Contoh:
 Kategori Pangan.                            Tepung pada produk “Tortilla
 Contoh:                                       Tepung”.

   Ikan pada produk “Abon Ikan”.            Singkong     pada    “Keripik
   Kakao bubuk  pada produk “Susu             Singkong”.
 Cokelat”.                                   Beras pada “Kreker Beras”.

 Pencantuman jumlah bahan baku tidak
 diperlukan jika:
                               b.  Bahan baku yang dimaksud  merupakan
 1)  Pangan  olahan  yang keseluruhan   tambahan nama generik
 bahan bakunya disebutkan dalam
 nama jenis sesuai kategori pangan.   Contoh:
 Pencantuman jumlah bahan baku          Chamomile dan sereh pada
 hanya diwajibkan pada bahan baku        produk      “Minuman       Serbuk
 yang  menjadi penentu identitas         Chamomile  dan Sereh” (Nama
 pangan olahan.                          jenis sesuai Kategori Pangan
                                         adalah      “Minuman       Serbuk
 Contoh:
                                         Berperisa”).
   Kopi pada produk “Minuman
 Serbuk Kopi, Gula, Susu”
 (Nama jenis sesuai Kategori   Pencantuman jumlah bahan  baku tidak
 Pangan adalah “Minuman        dilakukan jika  nama bahan  melekat pada
 Serbuk Kopi, Gula, Susu”).    nama jenis yang tidak  mencerminkan
   Kopi  dan jahe pada  produk   penggunaan bahan baku tersebut, misalnya
 “Minuman  Serbuk  Kopi,       ‘krim’ pada “Es Krim” dan “Krekers Krim”.
 Gula, Susu, Jahe”.
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29