Page 78 - Pedoman-Evaluasi-Mutu-Gizi-dan-Non-Gizi-Pangan
P. 78
dengan konsentrasi iodida dalam sampel setelah iodida mengkatalis
reaksi reduksi ion serium dalam asam arsenious.
Metode analisis menggunakan ICP-MS, sampel setelah pengabuan
dilarutkan dalam amonium hidroksida dan natrium tiosulfat. Kandungan
iodium dalam pangan dinyatakan dalam satuan μg per g, sedangkan
untuk kebutuhan konsumsi hariannya dinyatakan dalam satuan μg per
hari.
9. Seng
Analisis kandungan seng dalam pangan umumnya dilakukan dengan
menggunakan SSA. Sebelum dianalisis dengan SSA, bahan organik
dalam sampel harus didestruksi terlebih dahulu dengan cara
pengabuan, baik dengan pengabuan basah maupun pengabuan kering.
Analisis seng kemudian dapat dilakukan menggunakan SSA pada
panjang gelombang 214 nm. Kandungan seng dalam pangan
dinyatakan dalam satuan mg per g, sedangkan untuk kebutuhan
konsumsi hariannya dinyatakan dalam satuan mg per hari.
10. Selenium
Analisis kandungan selenium dalam pangan dapat dilakukan dengan
menggunakan SSA maupun ICP-AES. Selenium merupakan salah satu
dari banyak mineral yang dapat dianalisis secara bersamaan
menggunakan ICP-AES. Sampel diaspirasi menjadi plasma argon pada
suhu sekitar 8000 K. Pada suhu ini, elektron dalam atom tereksitasi ke
level energi yang lebih tinggi. Ketika elektron-elektron tersebut kembali
ke posisi semula elektron-elektron dapat mengeluarkan cahaya pada
panjang gelombang tertentu. Cahaya yang dihasilkan selaras dengan
konsentrasi selenium di dalam sampel. Kandungan selenium dalam
pangan dinyatakan dalam satuan μg per g, sedangkan untuk kebutuhan
konsumsi hariannya dinyatakan dalam satuan μg per hari.
69