Page 77 - Pedoman-Evaluasi-Mutu-Gizi-dan-Non-Gizi-Pangan
P. 77
7. Zat Besi
Analisis kandungan zat besi dalam pangan dapat dilakukan dengan
beberapa metode seperti kolometri (UV-spektrofotometri), SSA, dan
(ICP-AES). Sebelum dianalisis dengan UV spektrofotometer, SSA, atau
ICP-AES, sampel yang mengandung zat besi harus diabukan terlebih
dahulu, baik dengan cara pengabuan basah maupun pengabuan kering.
Total zat besi dalam sampel pangan dapat ditentukan berdasarkan
absorbansi pada panjang gelombang 562 nm dengan menggunakan
spektrofotometer, kemudian dihitung menggunakan persamaan regresi
yang dihasilkan dari kurva standar. Kandungan zat besi dalam pangan
dinyatakan dalam satuan mg per 100 g, sedangkan untuk kebutuhan
konsumsi hariannya dinyatakan dalam satuan mg per hari.
8. Iodium
Analisis kandungan iodium dalam pangan dapat dilakukan dengan
beberapa metode seperti titrasi dengan menggunakan natrium tiosulfat,
potensiometri elektroda selektif ion, spektrofotometri, kolorimetri terbalik,
dan ICP-MS. Sebelum dianalisis dengan spektrofotometer maupun
dengan ICP-MS, sampel yang mengandung iodium harus diabukan
terlebih dahulu, baik dengan cara pengabuan basah maupun
pengabuan kering.
Pada metode spektrofotometer, abu sampel yang dihasilkan dari
proses pengabuan dilarutkan dalam air bebas ion dan total iodida
ditentukan menggunakan spektrofotometer berdasarkan pada reaksi
katalitik antara tiosianat dengan nitrit atau ion serium dengan asam
arsenious. Jumlah iodium dalam sampel berbanding lurus dengan laju
reaksi dari tiosianat atau ion serium. Sementara itu, pada metode
kolorimetri terbalik, penentuan iodida dilakukan berdasarkan penurunan
absorbansi dari warna kuning ion serium yang berbanding terbalik
68