Page 73 - Pedoman-Evaluasi-Mutu-Gizi-dan-Non-Gizi-Pangan
P. 73

instrumen berbasis spektrofotometri seperti SSA (panjang gelombang =
                   423  nm)  dan  ICP-AES  (panjang  gelombang  =  318  nm).  Kandungan

                   kalsium dalam sampel pangan dinyatakan dalam satuan mg per 100 g,
                   sedangkan kebutuhan akan mineral ini dinyatakan dalam satuan mg per
                   hari.


               2.  Fosfor

                       Analisis  fosfor  dalam  sampel  pangan  dapat  dilakukan  dengan
                   berbagai  metode  seperti  gravimetri,  kolometri,  fotometri  maupun
                   menggunakan  kromatografi.  Analisis  kandungan  fosfor  dalam  pangan

                   menggunakan metode tradisional dilakukan dengan cara mempresipitasi
                   fosfor  dalam  sampel  (setelah  dilakukan  pengabuan)  menggunakan

                   larutan  amonium  molibdat,  kemudian  jumlah  fosfor  ditentukan  secara
                   gravimetri. Metode ini sesuai digunakan apabila kandungan fosfor dalam
                   pangan lebih besar dari 10 mg.

                       Metode  lainnya  yang  dapat  digunakan  untuk  menganalisis
                   kandungan  fosfor  dalam  pangan  adalah  dengan  menggunakan
                   instrument UV-Vis spektrofotometer. Pada metode ini, kandungan fosfor

                   dalam  sampel  ditentukan  dalam  bentuk  fosfat  (PO4).    Fosfat  dalam
                   sampel     dikomplekskan     menggunakan       molibdovanadat     yang
                   menghasilkan  warna  kuning.  Intensitas  warna  kuning  yang  dihasilkan

                   berbanding  lurus  dengan  kandungan  P  dalam  sampel,  sehingga
                   absorbansinya  dapat  diukur  dengan  menggunakan  spektrofotometer

                   UV-Vis pada panjang gelombang 178 nm.
                       Metode  analisis  fosfor  yang  lebih  baru  dapat  dilakukan
                   menggunakan  prinsip  kromatografi  gas  dengan  memasangkannya  ke

                   beberapa jenis detektor, misalnya dengan detektor termionik yang juga
                   disebut  sebagai  detektor  nitrogen  fosfor  (DNF).  Selain  itu,  dapat  juga

                   digunakan  detektor  berupa  detektor  fotometrik  nyala  (DFN)  maupun
                   detektor  fotometrik  nyala  berdenyut  (DFND)  yang  membakar  semua
                   analit yang keluar dari kolom kromatografi cair sehingga menghasilkan


                                                                                        64
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78