Page 13 - Microsoft Word - KeruntuhanTeoriEvolusi
P. 13
genetis. Dengan demikian, “mutasi besar-besaran” yang digambarkan oleh model punctuated equilibrium hanya
akan menyebabkan pengurangan atau perusakan “besar-besaran” pada informasi genetis.
Lebih jauh lagi, model punctuated equilibrium runtuh sejak pertama kali muncul karena
ketidakmampuannya menjawab pertanyaan tentang asal usul kehidupan; pertanyaan serupa yang menggugurkan
model neo-Darwinis sejak awal. Karena tidak satu protein pun yang muncul secara kebetulan, perdebatan
mengenai apakah organisme yang terdiri dari milyaran protein mengalami proses evolusi secara “tiba-tiba” atau
“bertahap” tidak masuk akal.
Kendati demikian, neo-Darwinisme masih menjadi model yang terlintas dalam pikiran ketika “evolusi”
menjadi pokok perbincangan dewasa ini. Dalam bab-bab selanjutnya, kita akan melihat dua mekanisme rekaan
model neo-Darwinis, kemudian memeriksa catatan fosil untuk menguji model ini. Setelah itu, kita akan
membahas pertanyaan tentang asal usul kehidupan yang menggugurkan model neo-Darwinis dan semua model
evolusionis lain seperti “evolusi dengan lompatan” (evolution by leaps).
Sebelumnya, ada baiknya meng-ingatkan pembaca bahwa fakta yang akan kita hadapi di setiap tahap
adalah bahwa skenario evolusi merupakan sebuah dongeng belaka, kebohongan besar yang sama sekali
bertentangan dengan dunia nyata. Ini adalah sebuah skenario yang telah digunakan untuk membohongi dunia
selama 140 tahun. Berkat penemuan-penemuan ilmiah terakhir, usaha kontinu mempertahankan teori tersebut
akhirnya menjadi mustahil.
1)Dan Graves, Science of Faith: Forty-Eight Biographies of Historic Scientists and Their Christian Faith,
Grand Rapids, MI, Kregel Resources.
2)Science, Philosophy, And Religion: A Symposium, 1941, Bab 13.
3)J. De Vries, Essential of Physical Science, Wm. B. Eerdmans Pub. Co., Grand Rapids, SD 1958, hlm.
15
4)H. S. Lipson, "A Physicist's View of Darwin's Theory", Evolution Trends in Plants, Vol. 2, No. 1,
1988, hlm. 6.
5)Kendati Darwin menyatakan teorinya sama sekali terlepas dari teori Lamarck, ia sedikit demi sedikit
mulai bersandar pada klaim Lamarck,hususnya edisi ke-6 yang merupakan edisi terakhir The Origin of
Species dipenuhi contoh-contoh dari buku Lamarck “inheritance of acquired traits” (Pewarisan Sifat-Sifat
yang Diperoleh). Lihat Benjamin Farrington, What Darwin Really Said, New York: Schocken Books,
1996, hlm. 64.
6) Steven M. Stanley, Macroevolution: Pattern and Process, San Francisco: W.H. Freeman and Co. 1979,
hlm. 35, 159
FOKUS: Rasisme Darwin
Salah satu aspek diri Darwin yang terpenting namun tidak banyak diketahui adalah pandangan rasisnya:
Darwin menganggap orang-orang kulit putih Eropa lebih “maju” dibandingkan ras-ras manusia lainnya. Selain
beranggapan bahwa manusia adalah makhluk mirip kera yang telah berevolusi, Darwin juga ber-pendapat