Page 43 - Konferensi Pers Hasil Operasi Penindakan pada Produksi dan Peredaran Produk Ilegal di Kota Bandung dan Kabupaten Bogor
P. 43
"Mungkin efeknya bisa 'cespleng' (instan) rasanya. Tadinya ada nyeri langsung sembuh, badan
letih tiba-tiba langsung kuat, itu harus dicurigai. Tidak mungkin produk jamu atau herbal
memberi efek yang langsung karena umumnya untuk memelihara kesehatan," katanya.
Produk pangan dengan efek instan, kata Penny, umumnya mengindikasikan bahan kimia obat
aktif dalam dosis yang tidak terkendali. "Mungkin efek sesaatnya terasa membantu, tapi tidak
tahu efek samping jangka menangani dan panjang pada organ tubuh kita," katanya.
Penny mengatakan campuran bahan kimia obat perlu memenuhi berbagai aspek kesehatan di
antaranya formula atau dosis yang terkendali, produksi yang higienis, serta diawasi otoritas
terkait.
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM RI Rita Endang menambahkan salah satu
zat kimia obat yang umum dicampur dalam pangan olahan maupun jamu dan kopi seperti
Paracetamol sebagai obat untuk meredakan demam dan nyeri serta Sildenafil sebagai obat
untuk mengatasi disfungsi ereksi atau impotensi pada pria.
"Masyarakat bisa mengetahui produk ilegal melalui penjelasan publik lewat siaran pers,
informasi di BPOM, atau melalui Halo BPOM apakah produk itu terdaftar atau tidak," katanya.
Namun, yang paling pasti, kata Rita, produk tersebut harus melalui hasil uji dari tes
laboratorium kesehatan.
BPOM RI dalam kurun dua tahun terakhir telah mengungkap sebanyak 88 kasus peredaran
pangan olahan ilegal di Indonesia. Sebanyak 24 perkara di antaranya telah memperoleh vonis.
Modus yang dilakukan pelaku beragam, mulai dari klaim khasiat produk secara instan,
peredaran melalui plaform digital hingga pencantuman izin edar BPOM yang dibuat secara
ilegal.