Page 17 - MAPOM XI
P. 17

Ruang Khusus
 Ruang Khusus                                                                        "




            produk sirop cair PT Afifarma yang   menjadi pemasok Propilen Glikol yang   Memproduksi atau
            menggunakan 4 pelarut Propilen Glikol,   terbukti Tidak Memenuhi Syarat (TMS)   mengedarkan sediaan
            Polietilen Glikol, Sorbitol, dan/atau   ke PT Yarindo Farmatama.         farmasi yang tidak
            Gliserin/Gliserol dilakukan penghentian   “Hasil sampel bahan kimia CV   memenuhi standar
            proses produksi dan distribusi, serta   Samudra Chemical yang telah diuji di   dan/atau persya ratan
            ditindaklanjuti sesuai ketentuan   laboratorium menunjukan sebanyak 10   keamanan, khasiat atau
            peraturan perundang-undangan yang   sampel bahan baku pelarut Propilen   keman faatan, dan mutu,
            berlaku.                          Glikol yang disampling terdeteksi      sebagaimana diatur da-
                                              mengandung EG sebesar 4,69-            lam Pasal 196 Jo. Pasal
            Pencabutan                        99,09%, sedangkan 2 sampel tidak       98 ayat (2) dan ayat
               “Ketiga Industri Farmasi tersebut   terdeteksi EG. Hasil pengujian terhadap   (3) Undang–Undang RI
            telah diberikan sanksi administratif   2 sampel bahan baku pelarut Sorbitol   Nomor 36 Ta hun 2009
            berupa pencabutan sertifikat Cara   yang juga di-sampling pada lokasi,   tentang Kesehatan.
            Pembuatan Obat yang Baik (CPOB),   terdeteksi mengandung EG dan DEG      “Pelaku dian cam dengan
            pencabutan izin edar produk sirop                                        pidana penjara paling
            obat, penghentian kegiatan produksi,                                     lama 10 (sepuluh) tahun
            penarikan semua sirop obat dari                                          dan denda paling ba nyak
            peredaran, dan pemusnahan semua                                          satu miliar rupiah.
            persediaan (stock) sirop obat,” tegas
            Kepala BPOM.
               Selain itu, Kepala BPOM menyebut
            telah terjadi dugaan tindak pidana
            dengan unsur memproduksi atau
            mengedarkan sediaan farmasi yang
            tidak memenuhi standar dan/atau
            persyaratan keamanan, khasiat atau
            kemanfaatan, dan mutu, sebagaimana
 TINDAK TEGAS   diatur dalam Pasal 196 Jo. Pasal 98
            ayat (2) dan ayat (3) Undang–Undang
 Industri Farmasi dan Pemasok Bahan Baku   RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang
            Kesehatan. “Pelaku diancam dengan
 yang Tidak Memenuhi Syarat  Oleh   : Maulvi Muhammad Adib  pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)   sebesar 0,03%-1,34%”, lanjutnya.  “Kedua perusahaan yaitu PT Yarindo
            tahun dan denda paling banyak satu
 Editor  : Octavita Dwi Yuliani
            miliar rupiah” terangnya.
                                                Dalam kesempatan tersebut, BPOM
                                                                               Pharmaceutical Industries telah
                                              telah melakukan pengamanan terhadap   Farmatama dan PT Universal
            Temuan Pemasok atau Distributor   sejumlah barang bukti, antara lain drum   dilakukan proses penyidikan dan
 Senin siang (31/10/2022), pabrik PT Yarindo Farmatama   Yarindo), terdapat dua industri farmasi lainnya yaitu PT   Bahan Baku Tambahan   aluminium putih dengan label Propilen   ditetapkan sebagai tersangka. Selain itu,
 disambangi BPOM beserta Bareskrim Polri. Ribuan   Universal Pharmaceutical Industries (PT Universal) dan PT   Beberapa hari setelahnya, BPOM   Glikol USP (42 drum), Sorbitol 20 dan   ada tiga perusahaan lainnya yang masih
 produk sirop obat dan belasan drum bahan baku disita   Afifarma yang ditemukan dalam produksi sirop obatnya   bersama Bareskrim Polri kembali   Sorbitol 23 (19 ember), Dipropilen   diselidiki dan dalam proses pemeriksaan
 dan diamankan karena mengandung cemaran Etilen   menggunakan bahan baku pelarut Propilen Glikol dan   menggelar konferensi pers mengenai   Glikol (5 ember dan 1 drum), PG20 (4   saksi. Tiga perusahaan tersebut, yakni
 Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) melebihi ambang   produk jadi mengandung cemaran EG dan DEG melebihi   temuan pemasok atau distributor   jeriken), drum plastik biru (15 drum), dan   PT Samco Farma, PT Ciubros Farma,
 ambang batas aman. Temuan tersebut berdasarkan hasil
            bahan baku tambahan yang digunakan
 batas aman.  pemeriksaan produk, bahan baku, dokumen, sarana, dan   dalam pembuatan sirop obat,   sejumlah dokumen yang berisi catatan   PT Afi Farma,” jelas Kepala BPOM.
                                                                                  Kepala BPOM berharap dengan
                                              informasi terkait transaksi bahan baku,
 sejumlah karyawan 3 (tiga) Industri Farmasi.  khususnya bahan baku pelarut Propilen   pengiriman bahan baku, catatan nomor   adanya penyelidikan dan penegakan
 bersama Bareskrim Polri melakukan   Pada PT Universal, ditemukan barang bukti berupa   Glikol yang disinyalir menjadi sumber
 BPOM  operasi gabungan menyusul temuan   Unibebi Demam Syrup 60 ml (13.409 botol), Unibebi   cemaran EG dan DEG yang melebihi   Lot, desain segel Propilen Glikol, dan   hukum ini dapat memberikan efek jera
 sirop obat dan bahan baku yang mengandung EG dan   Demam Drops 15 ml (25.897 botol), Unibebi Cough Syrup   ambang batas pada sirop obat.  catatan beberapa jenis formula Propilen   kepada para pelaku. “Selain membuat
 DEG melebihi ambang batas aman pada produk sirop   60 ml (588.673 botol), bahan Baku Propilen Glikol produksi   Pada 9 November 2022 di   Glikol industri.   jera, diharapkan mampu memperkuat
 obat PT Yarindo Farmatama. Penyidik Pegawai Negeri   DOW Chemical Thailand LTD (18 drum) dan sejumlah   Depok, Jawa Barat, Kepala BPOM   “Terkait dengan dugaan pelanggaran   Sistem Jaminan Keamanan Obat,
 Sipil (PPNS) BPOM telah melakukan pengamanan dan   dokumen (catatan bets produksi Unibebi Cough Syrup,   menyampaikan bahwa BPOM berhasil   pidana yang dilakukan oleh CV   sehingga pihak-pihak dalam sistem
 penyitaan barang bukti, yaitu Flurin DMP sirop (2.930   Unibebi Demam Syrup, Unibebi Demam Drops, dan   mengidentifikasi jalur distribusi bahan   Samudra Chemical sebagai distributor   ini dapat memastikan hal-hal seperti
 botol), Bahan Baku Propilen Glikol produksi DOW Chemical   Sertifikat analisis bahan baku Propilen Glikol).  pelarut yang mengandung cemaran   bahan kimia, maka proses selanjutnya   ini tidak terulang lagi. Hal ini juga
 Thailand LTD (44,992 Kg), Bahan Pengemas Flurin DMP   Sementara pada PT Afifarma saat itu terdapat 3   EG dan DEG. CV Samudra Chemical   terhadap barang bukti tersebut akan   bisa menjadi masukan pada sistem
 sirop (110.776 pcs), dan sejumlah dokumen (catatan bets   (tiga) produk yang melebihi ambang batas aman, yaitu   merupakan supplier dari distributor   dilimpahkan kepada pihak Kepolisian,”   keamanan mutu obat internasional
 produksi Flurin DMP sirop dan sertifikat analisis bahan baku   Paracetamol Drops, Paracetamol sirop Rasa Peppermint,   bahan kimia CV Anugrah Perdana   papar Kepala BPOM.  untuk memperkuat sistem yang ada,
 Propilen Glikol).   dan Vipcol sirop. Dari penelusuran lebih lanjut, ditemukan   Gemilang (APG). CV APG adalah   Pada 17 November 2022, BPOM   sehingga institusi pengawasan obat di
 Di depan awak media, Kepala BPOM RI, Penny K.   bahan baku yang digunakan industri tersebut tidak   pemasok utama untuk CV Budiarta dan   menetapkan 2 (dua) perusahaan   berbagai negara bisa melaksanakan
 Lukito menyampaikan selain PT Yarindo Farmatama (PT   memenuhi persyaratan. Untuk itu, terhadap semua   distributor bahan kimia lainnya, yang   sebagai tersangka dalam kasus   tugas pengawasan lebih baik lagi,”
                                              cemaran bahan baku obat sirop.
                                                                               tutup Kepala BPOM.n
 14
   14                                                                                                            15
                                                                                                                15


 V
 ol.4/No.2/2022
                                                                                          ol. 4/No. 2/2022
 Vol.4/No.2/2022                                                                         Vol. 4/No. 2/2022
                                                                                         V
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22