Page 47 - MAPOM XI
P. 47
Ruang Tamu
erhatian orang pun kembali makin intens berkomunikasi ketika akan pemerintah (kementerian/lembaga),
tertuju pada sosok yang sejak memasuki fase animal trial. Mendapat perguruan tinggi, dan industri sebagai
awal memulai pengembangan dukungan dari BPOM, membuat saya upaya bersama mengatasi pandemi
Pvaksin dalam negeri, Prof. Dr. lebih bersemangat lagi dan merasa ada COVID-19. Sinergi tersebut yang
Prof. Dr. Fedik Abdul Rantam, DVM. Fedik Abdul Rantam, DVM. Majalah tumpuan. Kalau ada yang saya tidak membuat Fedik dan tim sedikit banyak
bisa mengatasi hambatan berupa
tahu, saya tanya pada BPOM,” ulas
POM secara khusus melakukan
wawancara eksklusif dengan guru Fedik. peralatan, bahan dasar vaksin, dan
Mengembangkan Vaksin besar mikrobiologi, virologi, imunologi yang dilakukannya tengah berjalan, di animal trial. "Saya mesti balik ke
Menurut Fedik, ketika penelitian
teman-teman BPOM. Strategi vaksin
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas
Merah Putih dengan Airlangga tersebut. saat yang sama pemerintah tengah yang baik dan benar harus kami
Fedik menuturkan titik balik
ikuti," cetus pria kelahiran Lamongan,
membentuk konsorsium vaksin Merah
Putih. "Saat itu, konsorsium dibentuk
3 Oktober 1960 ini.
yang membuat ia tergerak untuk
Komitmen, meneliti dan mengembangkan vaksin
Merah Putih. “Pertama saya melihat
spreading virus yang luar biasa dan
menyebabkan kematian yang sangat
Logika, dan besar di China dan negara-negara "
Amerika Latin. Penyebaran yang
sangat cepat membuat keinginan saya
...Pengembangan Vaksin
mengembangkan vaksin semakin kuat,”
Merah Putih merupakan
Imajinasi kenang Fedik. implementasi dari
Masih segar dalam benak Fedik lini
sinergi triple helix, yaitu
waktu penelitian yang ia susun. “Sejak
kerja sama pemerintah
ada pandemi yang disiarkan WHO
pada Oktober 2019, saya sebenarnya
sudah berpikir ke arah itu. Pada Maret (kementerian/lembaga),
perguruan tinggi, dan
2020 saya mengajak FX Sudirman
Editor : Octavita Dwi Yuliani industri sebagai upaya
(Biotis Pharmaceuticals Indonesia)
dan mendapat sambutan yang positif. bersama mengatasi
Sampelnya dari mana? Saya cari dari pandemi COVID-19,
Rumah Sakit Dr Soetomo. Saat itu menurut Fedik.
Profesor Cita mau memfasilitasi hingga
kami bisa mengisolasi dan meneliti
Pihak Ristek Dikti membantunya
Kabar tentang BPOM yang virus dari pasien COVID-19 di RSUD karena kebutuhan masyarakat lebih dalam pengadaan peralatan, pihak
banyak dari negara lain, kecuali negara
Dr Soetomo,” jelas Fedik. Hasil diskusi
mengeluarkan Izin Penggunaan yang lebih mendalam dengan Wakil besar yang memang bisa menghasilkan Kementerian Kesehatan menekan
Darurat/Emergency Use Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan vaksin sendiri. Pemikirannya kalau Kementerian Luar Negeri untuk regulasi
dan perizinan pemesan bahan-bahan.
Community Development, Ni Nyoman Tri permintaan kita dihentikan bisa
Authorization (EUA) untuk Puspaningsih serta Direktur Pendidikan berbahaya untuk masyarakat. Untuk Pada saat itu, Fedik menghadapi
Profesi dan Penelitian RSUD Dr
kenyataan pahit, ternyata memesan
mengatasinya, mau tidak mau kita
Vaksin Merah Putih, atau yang Soetomo, Cita Rosita Sigit Prakoeswa, harus ada kerjasama pembuatan vaksin bahan-bahan tidak secepat yang Fedik
perkirakan. Ada 148 negara yang
sendiri," beritahu Fedik.
membuahkan restu dari Rektor UNAIR
disebut sebagai Vaksin Inavac, agar proyek pengembangan vaksin terus Fedik pun menjalankan imbauan memesan bahan vaksin yang sama,
per 1 November 2022, mendapat dilanjutkan. Fedik bahkan menargetkan Kepala Lembaga Biologi Molekuler sehingga membutuhkan waktu 3-6
Eijkman saat itu, Amin Soebandrio, dan
dapat menyelesaikan vaksin pada
bulan untuk pengiriman. Hal itulah yang
sambutan hangat berbagai pihak. Desember 2020 atau paling lama April Menteri Riset dan Teknologi/Kepala membuat target Fedik menyelesaikan
vaksin merah Putih di akhir 2020
2021.
Badan Riset dan Inovasi Nasional
Setelah mendapatkan 59 Isolan
Harapan dan optimisme semakin dari RSUD Dr. Soetomo, terpilih 27 (BRIN) saat itu, Bambang Brodjonegoro. tidak bisa terlaksana. Sementara
Amin dan Bambang yang meminta
tumbuh pada pengembangan vaksin isolan dan ternyata hanya 3 isolan yang berbagai pihak, terutama pakar virologi, untuk kesulitan melakukan animal
trial, terpecahkan ketika Kementerian
Inavac, yang dapat berkontribusi bisa dikembangkan menjadi vaksin. untuk segera melakukan penelitian dan Lingkungan Hidup membantu
pengadaan hewan mencit dan makaka
“Berdasarkan sifat pada stabilitas virus
menemukan vaksin Covid-19.
Fedik mengatakan, Vaksin Merah
pada kemandirian obat dan vaksin di dan berdasarkan mutasi, kemudian kami Putih bukan hasil pemikirannya untuk percobaan Fedik.
kaji lagi dan tinggal 1 isolan yang kita
Indonesia. pilih dan kembangkan sampai sekarang. seorang diri.Dalam pandangan Belum Ada Sejarahnya
Dari hasil eksplorasi tersebut kami Fedik, pengembangan Vaksin Merah Indonesia Membuat Vaksin Sendiri
mulai berkomunikasi dengan BPOM Putih merupakan implementasi dari Terlepas dari dukungan berbagai
untuk memenuhi persyaratan. Kami sinergi triple helix, yaitu kerja sama pihak, ada banyak tantangan
44 45
Vol.4/No.2/2022 Vol. 4/No. 2/2022