Page 11 - Majalah POM Edisi IX
P. 11

Ruang Utama





























           Suasana Workshop yang digelar Badan POM, dalam rangka pengawalan Vaksin Merah Putih

                 engembangan Vaksin Merah Putih yang sudah berjalan   scaling. Proses hilirisasi ini mencakup transfer teknologi
                 merupakan implementasi dari sinergi triple helix, yaitu   dan metode pengujian, serta proses pembuatan working
                 kerja sama pemerintah (kementerian/lembaga), perguruan   seed hingga produk vaksin nantinya siap digunakan
                 tinggi, dan industri sebagai upaya bersama mengatasi pan-  pada tahap uji klinik pada manusia.
         Pdemi COVID-19. “Untuk mempercepat kesiapan proses           Untuk memudahkan pencatatan, Badan POM bah-
          produksi dan pengadaan Vaksin Merah Putih, komunikasi antara   kan telah menyusun daftar informasi atau checklist yang
 * Ilustrasi Botol Vaksin Merah Putih  peneliti dengan industri farmasi memang  harus mulai dikomuni-  menjadi bahan awal kawalan bagi lembaga riset atau
          kasikan sejak awal,” terang Penny dalam acara workshop.   pergu ruan tinggi dalam pemenuhan sistem manajemen
            Pada kesempatan yang sama, Penny menyebutkan bahwa saat   mutu, fasilitas laboratorium, proses pengembangan
          ini terdapat enam institusi yang melakukan pengembangan Vaksin   produk hingga pembuatan produk skala laboratorium
          Merah Putih dengan berbagai jenis platform, yaitu Lembaga Biologi   agar dapat diketahui hal-hal yang masih menjadi kesen-
          Molekuler Eijkman, Universitas Airlangga, Lembaga Ilmu Pengeta-  jangan dan perlu diperbaiki sebelum melangkah lebih
          huan Indonesia (LIPI), Universitas Gadjah Mada, Universitas Indo-  lan jut. Untuk itu, pada kesempatan tersebut, Badan POM
          nesia, dan Institut Teknologi Bandung. “Kami mengapresiasi upaya   sekaligus melakukan launching “Tools Self Assess ment
          para peneliti untuk mencari solusi dalam penanganan COVID-19   Pengembangan Vaksin” yang dapat diakses oleh semua
          melalui pengembangan vaksin dalam negeri,” tukas Penny.   pihak yang terkait melalui situs resmi Badan POM.
            Badan POM memastikan bahwa dalam setiap tahapan pengem-   Memastikan bahwa seluruh data yang diperoleh
          bangan vaksin, terdapat standar yang harus diimplementasikan   valid, serta dapat menjadi dasar keputusan yang baik
          untuk memastikan hasil-hasil pengujian valid dan memenuhi kaidah   untuk kepentingan kesehatan masyarakat, Penny memin-
          standar yang berlaku secara internasional. Standar ini diperlukan   ta peneliti, industri farmasi, dan pihak terkait dalam
 Kawal Penuh Vaksin Merah Putih,   untuk menghasilkan vaksin yang aman, berkhasiat, dan bermutu.  pelaksanaan pengembangan vaksin COVID-19, untuk
            Standar yang diterapkan pada tahap pengembangan awal dan
                                                                   senantiasa memenuhi semua ketentuan sejak awal pene-
          uji pra-klinik, menurut Penny harus memenuhi persyaratan Good
                                                                   litian di laboratorium hingga dilaksanakannya uji klinik.
 Badan POM Gelar Workshop  Laboratory Practice (GLP). “Standard yang diterapkan pada tahap   komit men untuk mendukung penanganan COVID-19
                                                                       Penny juga menyampaikan, Badan POM ber-
          uji klinik fase 1, fase 2, dan fase 3 adalah standard Good Clinical
          Practices (GCP) atau Cara Uji Klinik yang Baik (CUKB) untuk
 (Oleh: Hendriq Fauzan K)  pelaksanaan uji kliniknya, dan standar Good Manufacturing Prac-  dengan percepatan akses dan ketersediaan Vak sin
                                                                   melalui pengawalan pengembangan vaksin, peningkatan
          tices (GMP) atau Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk   pengawasan, serta pengawalan vaksin beredar. Tujuan-
          proses pembuatan vaksin yang akan digunakan pada manusia,”   nya, menurut Penny adalah untuk memenuhi standar
 Langkah nyata dalam pengawalan pengembangan vaksin Merah Putih
          papar Penny.                                             dan persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu produk
 yang dilakukan Badan POM salah satunya dengan menggelar workshop.   Pengembangan Vaksin Merah Putih sendiri, saat ini masih   da lam rangka perlindungan kesehatan masyarakat di
 Acara yang digelar secara daring dan luring, pada Selasa (13/04/2021),   dalam tahap penelitian di laboratorium. Sesuai dengan standar   masa pandemi COVID-19.
          yang berlaku, bibit kandidat vaksin yang dihasilkan pada tahap ini   Saat menerima kedatangan Badan POM, tim Biotis
 mengangkat tema “Asistensi Regulatori pada Tahap Awal Pengembangan
          tidak serta merta dapat langsung digunakan untuk produksi vaksin.   yang antara lain terdiri dari Chairman Biotis, Wang
 Vaksin untuk Memperoleh Target Product Profile”  Target product profile atau karakteristik vaksin untuk COVID-19   Ming Liang; Komisaris Utama Biotis, Osbal Saragi;
          juga harus sudah ditetapkan pada tahap ini.              Direktur Utama Biotis, FX Sudirman; dan Ketua Tim
            Selain itu, proses hilirisasi penelitian kandidat vaksin dari bibit   Peneliti Vaksin Merah Putih UNAIR, Prof. Dr. Fedik
          vaksin juga masih memerlukan penyesuaian untuk dapat dilakukan   Abdul Rantam, drh, menjelaskan laju produksi Vaksin
          proses pada fasilitas skala industri yang dikenal dengan istilah Up-  Merah Putih.1

   8
   8                                                                                                             9   9
                                                                                         Vol. 3/No. 3/2021
 V ol.3/No.3/2021                                                                        V ol. 3/No. 3/2021
 Vol.3/No.3/2021
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16