Page 58 - Kunjungan Kerja Menko Kemaritiman dan Investasi bersama Badan POM serta Wakil Menkes ke Fasilitas Produksi PT Etana Biotechnologies Indonesia
P. 58
Judul : PKS Ingatkan Pemerintah soal Vaksin Merah Putih: Jangan Salfok
Nama Media : jpnn.com
Tanggal : 9 September 2021
Halaman/URL:https://www.jpnn.com/news/pks-ingatkan-pemerintah-soal-vaksin-
merah-putih-jangan-salfok
Tipe Media : Online
jpnn.com, JAKARTA - Politikus PKS Mulyanto
meminta pemerintah tetap fokus mengejar
target produksi massal vaksin Merah Putih.
Pak Mul sapaan karibnya mengingatkan
jangan sampai upaya tersebut terbengkalai,
karena lebih mementingkan pembangunan
pabrik vaksin milik investor asing daripada
mengembangkan buatan anak bangsa
sendiri. "Pemerintah jangan salfok (salah fokus, red) dalam upaya pengadaan vaksin
ini.
Pemerintah harus konsisten memprioritaskan vaksin inovasi anak bangsa daripada
vaksin asing," kata Mulyanto menanggapi hasil kunjungan Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan ke pabrik vaksin
PT. Etana Biotechnologies Indonesia, di Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu (8/9).
Mulyanto mengatakan proses pembuatan vaksin Merah Putih ini sudah menjelang
tahap-tahap akhir.
Agar proses ini dapat berjalan sesuai target, maka pemerintah perlu memberikan
dukungan maksimal, agar vaksin Merah Putih hasil karya putra-putri Indonesia ini bisa
menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.
"Pak Luhut ini Menko Investasi jadi fokusnya cari investor. Sementara PKS ingin
Vaksin Merah Putih, hasil inovasi anak bangsa, ini dihilirisasi dan segera disiapkan
produksinya," bebernya.
Menurutnya, vaksin Merah Putih sudah di depan mata. Bahkan, BPOM sudah
mengacungi jempol Universitas Airlangga bersama Biotis Pharmaceutical.
"Kalau tidak ada aral melintang, maret 2022 sudah selesai uji klinis tahap 1-3 dan
mendapat EUA dari BPOM. Arah ini yang harus didorong pemerintah," tegas Pak Mul.
Mulyanto menilai kehadiran vaksin Merah Putih mempunyai nilai strategis.
Kehadirannya bukan hanya dapat membantu negara menanggulangi pandemi Covid-
19 tapi juga sebagai bukti kemajuan dunia riset biomolekular di Indonesia.
Dengan demikian kedudukan peneliti Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata
oleh bangsa lain.