Page 132 - Kick Off Meeting dan Simulasi Uji Klinik Vaksin COVID-19
P. 132
"Maka kita mendapat data yang lengkap setelah enam bulan. Kekebalan setelah
enam bulan dipantau lagi, apakah kekebalannya masih cukup tinggi sehingga
kekebalan lebih panjang atau sudah turun," ujar Eddy.
Selain Indonesia, uji klinis Sinovac dilakukan di Brasil, India, Bangladesh, dan Chili.
"Kalau umpamanya di lima negara ini dijadikan satu dan hasilnya aman, maka vaksin
ini boleh dijual," kata Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Fakultas Kedokteran Unpad,
Kusnandi Rusmil Kusnandi.
Klaim keamanan vaksin juga didasarkan pada bahan vaksin yang menggunakan
virus SAR Cov2 yang dimatikan, bukan dilemahkan.
Sesuai dan cocok
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito dalam
konferensi pers (24/07) mengatakan pemerintah berusaha mencari vaksin yang
sesuai dan cocok untuk masyarakat Indonesia.
Pemerintah, ujar Wiku, memprioritaskan tiga hal, ujarnya, yakni keamanan,
ketepatan, dan kecepatan.
Dari aspek keamanan, ia mengatakan, vaksin harus mampu memberi perlindungan
dan tak memiliki efek samping.
"Harus tepat artinya, betul-betul vaksin tersebut harus bisa menimbulkan kekebalan
spesifik pada virus yang beredar di Indonesia," ujarnya menjelaskan aspek
ketepatan.
Sebelumnya Prof Wasito, yang terlibat dalam penelitian dan pengujian vaksin pada
hewan untuk penyakit yang disebabkan oleh virus corona di Michigan State
University, Amerika Serikat selama kurang lebih 12 tahun, mengatakan galur atau
strain virus corona yang ada di Indonesia mungkin berbeda dengan galur virus
corona di negara lain.
Maka itu, kata Warsito, jenisnya harus dipastikan terlebih dahulu agar vaksin virus
corona dapat bekerja dengan efektif.
"Cara terbaiknya adalah kita harus menentukan galur-galur virus corona yang ada di
seluruh Indonesia. Kemudian kita bisa menentukan apakah sequenceDNAvirus kita
sama dengan yang di China atau di AS. Kalau itu beda sama sekali, kita harus
membuat vaksin sendiri.
"Kita tidak bisa mengandalkan vaksin dari luar negeri, karena misalnya urutan DNA
[virus corona di luar negeri] itu berbeda dengan DNA virus corona yang ada di
Indonesia," ujarnya.
Menjawab kekhawatiran itu dan kemungkinan mutasi virus, Ketua Tim Uji Klinis
Vaksin Fakultas Kedokteran Unpad, Kusnandi Rusmil meminta masyarakat tak usah
khawatir.
"Yang disebut mutasi itu kan berubah ya. Tapi berubahnya nggak langsung.
Umpanyanya ini burung, tau-tau jadi kucing. Ya nggak begitu, cuma [misalnya], ada
yang tambah gemuk, ada yang tambah kecil.
"Sehingga kalaun diimuniasi macam kuman apa pun sama vaksinnya. Jadi kita
nggak usah terlalu memikirkan mutasi-mutasi itu," kata Kusnandi.