Page 24 - Presskonpress Tingkatkan Angka Kesembuhan dan Turunkan Angka Kematian Pasien COVID-19, Badan POM Terbitkan Izin Penggunaan dalam Kondisi Darurat Obat 5 - 6 Oktober 2020_Neat
P. 24
Judul : Untuk Pasien Parah: Obat Covid-19 Remdesivir Mulai Masuk
ke Indonesia
Nama Media : faseberita.id
Tanggal : 6 Oktober 2020
Halaman/URL : https://faseberita.id/berita/untuk-pasien-parah-obat-covid-19-remdesivir-
mulai-masuk-ke-indonesia
Tipe Media : Online
Selama ini dunia sudah mengenal obat
Remdesivir yang diberikan untuk pasien
Covid-19. Bahkan Presiden Donald Trump
baru-baru ini yang dinyatakan terinfeksi
Covid-19 juga diberikan Remdesivir. Obat
ini memang belum digunakan oleh
Indonesia. Sebab belum diimpor.
Tapi kini, obat Remdesivir dikatakan akan
masuk Indonesia. Dengan label merek
dagang Covifor asal India, obat tersebut
mengandung Remdesivir.
Covifor adalah obat Covid-19 dari India berupa ampul (injeksi) yang penggunaannya
untuk emergensi atau kondisi parah pada pasien Covid-19 usia dewasa dan remaja
(usia 12 tahun lebih). Pasien memiliki berat badan 40 kg atau lebih dengan kategori
berat yang dirawat inap di rumah sakit.
Obat tersebut mengandung zat Remdesivir yang dapat menghambat replikasi virus.
Sebelumnya, obat tersebut sudah digunakan antara lain untuk pengobatan infeksi
virus HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C.
“Kerja sama ini merupakan kerja sama dengan Amarox distributor di Indonesia.
Sebelumnya juga mendistribusikan beberapa obat kanker yang diproduksi oleh India,”
kata Vice President Distribution Sales & Marketing PT Parit Padang Global Edwin
Vega Darma dalam Webinar baru-baru ini.
Obat tersebut sudah menerima persetujuan Emergency Use Authorization (EUA)
untuk Remdesivir dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia.
Dan sudah didistribusikan ke 126 negara di dunia, seperti di Amerika Latin, Asia,
Afrika, Rusia, dan sebagainya.
“Meskipun sudah melalui uji klinis, namun kami akan melakukan uji klinis khusus untuk
Indonesia, seperti anjuran BPOM. Uji klinis di Indonesia akan kami mulai Oktober ini.
Uji klinis ini akan dilakukan selama tiga bulan ke depan terhadap 25 orang,” katanya.