Page 20 - Presskonpress Tingkatkan Angka Kesembuhan dan Turunkan Angka Kematian Pasien COVID-19, Badan POM Terbitkan Izin Penggunaan dalam Kondisi Darurat Obat 5 - 6 Oktober 2020_Neat
P. 20
Judul : BPOM Izinkan Obat Remdesivir dan Favipiravir untuk
Sembuhkan Pasien Virus Corona Covid-19
Nama Media : antvklik.com
Tanggal : 6 Oktober 2020
Halaman/URL : https://www.antvklik.com/headline/bpom-izinkan-obat-remdesivir-dan-
favipiravir-untuk-sembuhkan-pasien-corona
Tipe Media : Online
Kedua obat tersebut yakni Favipiravir atau
Avigan untuk pasien gejala ringan dan sedang,
serta Remdesivir untuk pasien gejala berat.
BPOM dalam keterangannya menyatakan,
telah menerbitkan izin penggunaan dalam
kondisi darurat (Emergency Use
Authorization/EUA) Favipiravir.
"Sedangkan untuk Remdesivir, telah
diberikan EUA sejak tanggal 19 September. Kepada industri farmasi PT. Amarox
Pharma Global, PT. Indofarma, dan PT. Dexa Medica," ujar Kepala BPOM, Penny K.
Lukito.
Penny menyatakan, terhadap produk yang mendapatkan EUA, BPOM terus
mengawasi penyaluran dan peredarannya sejak dari industri farmasi. termasuk
pedagang besar farmasi, dan sarana pelayanan kefarmasian.
Selain itu, BPOM juga mewajibkan industri farmasi yang mendapat izin UEA untuk
menjamin mutu obat. Juga memastikan khasiat dan keamanan obat. Serta melakukan
farmakovigilans melalui pemantauan dan pelaporan efek samping obat.
“Penerbitan EUA diharapkan dapat memberikan percepatan akses obat-obat yang
dibutuhkan dalam penanganan COVID-19 oleh para dokter. Sehingga mempunyai
pilihan pengobatan yang sudah terbukti khasiat dan keamanannya dari uji klinik,"
ucapnya.
"Dengan tersedianya obat-obat tersebut. Diharapkan dapat meningkatkan angka
kesembuhan dan menurunkan angka kematian pasien COVID-19, yang menjadi
target pemerintah dalam percepatan penanganan COVID-19,” lanjutnya.
Farmakovigilans yang dimaksud Penny merupakan kegiatan pemantauan dan
pelaporan kejadian tidak diinginkan dan/atau efek samping obat pada pasien. Hal itu
dilaporkan oleh dokter dan tenaga kesehatan.
Semua laporan tersebut diterima BPOM dan dievaluasi secara periodik. Apabila
terdapat peningkatan frekuensi efek samping, BPOM dapat memberikan komunikasi
risiko dan mencabut EUA.