Page 83 - Presskonpress Tingkatkan Angka Kesembuhan dan Turunkan Angka Kematian Pasien COVID-19, Badan POM Terbitkan Izin Penggunaan dalam Kondisi Darurat Obat 5 - 6 Oktober 2020_Neat
P. 83

Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito mengatakan, penerbitan  EUA diharapkan
               dapat memberikan percepatan akses obat-obat yang dibutuhkan dalam penanganan
               COVID-19  oleh  para  dokter  sehingga  mempunyai  pilihan  pengobatan  yang  sudah
               terbukti khasiat dan keamanannya dari uji klinik.

               Dengan  tersedianya  obat-obat  tersebut  diharapkan  dapat  meningkatkan  angka
               kesembuhan  dan  menurunkan  angka  kematian  pasien  COVID-19  yang  menjadi
               target pemerintah dalam percepatan penanganan COVID-19.

               “Semoga para dokter dan tenaga kesehatan lain bekerja sama untuk berpartisipasi
               aktif  dalam  pemantauan  terhadap  khasiat  dan  keamanan  melalui  kegiatan
               Farmakovigilans,” katanya. dikutip Tribun dari siaran pers BPOM, Rabu (7/10/2020).
               Farmakovigilans  merupakan  kegiatan  pemantauan  dan  pelaporan  kejadian  tidak
               diinginkan  dan/atau  efek  samping  obat  pada  pasien  oleh  dokter  dan  tenaga
               kesehatan lainnya di fasilitas pelayanan kesehatan.

               Semua laporan tersebut diterima oleh Badan POM dan dievaluasi secara periodik.

               Apabila  terdapat   peningkatan  frekuensi  efek  samping,  maka  Badan  POM  dapat
               melakukan tindak lanjut dengan memberikan komunikasi risiko dan pencabutan EUA
               untuk meningkatkan kehati-hatian dalam penggunaan dan perlindungan kesehatan
               masyarakat.

               Sebagai  bagian  dari  Komite  Penanganan  COVID-19  dan  Pemulihan  Ekonomi
               Nasional  serta  anggota  Satuan  Tugas  Percepatan  Penanganan  COVID-19,  selain
               percepatan  akses  obat,  Badan  POM  juga  berupaya  melakukan  percepatan  akses
               vaksin yang digunakan dalam penanganan COVID-19.
               Saat  ini,  sebagaimana  diketahui  Badan  POM  sedang  mengawal  uji  klinik  fase  III
               Vaksin Sinovac oleh PT. Bio Farma bekerja sama dengan FK Unpad.

               Vaksin  tersebut  dikembangkan  oleh  Sinovac Life  Science China  dengan
               menggunakan teknologi virus tidak aktif (inactivated virus).

               Uji klinik fase III ini direncanakan melibatkan 1.620 sukarelawan di Bandung.

               Sampai  dengan  September  2020  telah  direkrut  1.089  subjek  yang  telah
               mendapatkan suntikan pertama dan 457 subjek yang telah mendapatkan suntikan
               kedua.

               “Sejauh ini, tidak ada laporan kejadian efek samping dalam uji klinik ini. Diharapkan
               semua subjek dapat selesai direkrut pada pertengahan Oktober 2020, sehingga data
               interim  hasil  uji  klinik  bisa  kami  dapatkan  untuk  dilakukan  proses  evaluasi  untuk
               mendapatkan EUA,” katanya.

               Dalam pengawalan terhadap pelaksanaan uji klinik tersebut, Badan POM melakukan
               evaluasi  terhadap  protokol  uji  klinik  sebelum  dilaksanakan,  agar  uji  klinik  yang
               dilakukan dapat mencapai tujuan dalam memastikan khasiat dan keamanan vaksin
               yang diuji.

               Selain mengawal pelaksanaan uji klinik untuk membuktikan khasiat dan keamanan
               vaksin  tersebut,  Badan  POM  juga  mengawal  penyiapan  produksi  vaksin  untuk
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88