Page 24 - indikator pendidikan
P. 24
Statistik Dalam Perencanaan Pendidikan
Pada 2011, ada 694 peserta didik yang naik kelas.
Pada 2012, ada 183 peserta didik yang naik kelas.
Pada 2013, ada 48 peserta didik yang naik kelas.
Jumlah peserta didik yang naik kelas berturut-turut di kelas 2 adalah:
694 + 183 + 48 = 925, maka
rasio bertahan sekolah: .
Begitu pula, dengan cara yang sama, rasio bertahan sekolah untuk kelas 3, kelas 4,
dan kelas 5 adalah sebagai berikut.
Tabel 5 Rasio Bertahan Sekolah untuk Kelas 3, Kelas 4, dan Kelas 5
Rasio Bertahan
Sekolah
2 694 + 183 + 48 = 925 /1.000 = 92,5 %
3 526 + 257 + 94 = 877 /1.000 = 87,7 %
4 372 + 278 + 139 = 789 /1.000 = 78,9 %
5 162 + 153 + 90 = 405 /1.000 = 40,5 %
Rasio bertahan sekolah hingga kelas akhir adalah 40,5%. Sistem ini berhasil
mempertahankan 40,5% dari peserta didik untuk bertahan hingga kelas akhir.
Namun, itu bukan berarti bahwa semua peserta didik akan lulus dari kelas akhir.
Peserta didik yang lulus adalah keluarannya, yaitu 74 + 107 + 96 = 277 (Lihat
Gambar 4).
Rasio yang dihasilkan: adalah semacam rasio kelulusan
(graduation rate) terkait dengan jumlah cohort awal, yaitu 1.000 peserta didik.
Menghitung Durasi Rata-rata Belajar per Lulusan
Indikator lain yang menarik bagi perencana pendidikan, orang tua, dan peserta
didik adalah rata-rata durasi belajar per lulusan. Sekali lagi, indikator ini mudah
dihitung berdasarkan diagram alir cohort. Setiap kelompok lulusan setiap tahun
secara berturut-turut dikalikan dengan jumlah tahun yang mereka perlukan untuk
menyelesaikan sebuah jenjang pendidikan. Misalnya, dengan menggunakan data
dari Gambar 3, terdapat 74 lulusan yang perlu waktu lima tahun untuk
menyelesaikan jenjang tersebut, 107 lulusan yang perlu enam tahun, dan 96
lulusan yang perlu tujuh tahun. Angka-angka ini dikalikan dengan jumlah tahun
yang diperlukan, dijumlah, dan dibagi dengan jumlah total lulusan.
Durasi rata-rata belajar per lulusan sama dengan:
110 Pelatihan Perencanaan Pendidikan Tingkat Dasar