Page 123 - Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat ( PDFDrive )
P. 123

108


                                    Tahap  ketujuh.  Kerangka  leuit  yang  sudah  dirakit  (dirancak)
                                menjad i  beberapa  rancak  itu  kemud ian  d itegakkan.  Yang  mula-nu1la
                                ditegakkan rancak depan,  tihang,-tihang  rancak ditegakkan di atas tiga
                                buah  batu  umpak  (tatapakan).   Untuk  melakukannya.  tihang-tihang
                                yang  ditegakkan  itu  harus  ditopang  dengan  bambu-bambu  pembantu
                                yang  ditancapkan  ke  tanah  dan  ujung-ujung  puncaknya  diikatkan
                                dengan  tali  ijuk  pada  tihang-tihang  tersebut.  Setelah  rancak  depan
                                dategakkan,  rancak belakang  ditegakkan pula dengan cara yang sama
                               seperti  disebutkan  di  atas.  Kemudian  ditegakkan  pula  rancak  sampai
                                dipasangkan miring  keluar. caranya dengan memasukkan kedua ujung
                                'pupurus"  batang "pananggeuy"  ke  lubang-lubang  tihang-tihang  leuit
                                pada  rancak  depan  dan  rancak  belakang.  Setelah  menembus  lubang,
                               ukung  "pupurus"  itu  dilubangi  diberi  kayu  pengunci  pupurus.  Pada
                               bagian  atas  rancak  kemudian  dipasang  "pamikul"  sedemikian  rupa,
                               sehingga cowakan-cowakannya tepat memasuki cowakan pasangannya
                               pad a  "pangeret"  yang  ditembus  "pupurus  tihang".   Dem ikian  pula
                                "pupurus"  kedua  tihang  iga  harus  menembus  pamikul  pada  lubang­
                               lubang  yang  telah  dibuat.

                                    Pada  tahap  kedelapan  dipasang  kerangka  atap  di  atas  kerangka
                               rancak yang sudah didirikan itu.  Kerangka atap terdiri atas tulang atap
                               (hateup)  berupa  batang-batang  bersilangan.  Satu  persatu  batang
                               persilangan  itu  dipasang  di  atas  kerangka  badan  leuit.  dengan  jalan
                               memasang  masing-masing  "cowak"  didasar  pangkal  batang
                               persilangan  tepat  pada  kedua  batang  "pamikul"  dengan  posisi  sudut­
                               sudut persilangan tepat berada pada  satu garis  suhunan yang simetris.
                                    Tahap  kesembilan  ialah  memasang  "usuk-usuk"  dari  atas
                                bubungan  melewati  batang  "pam ikul"  secara  lurus  (sejajar)  d isusul
                                dengan pemasangan ereng di atas usuk tersebut.  Ereng-ereng dipasang
                               sejajar  antara  sesamanya  dan  sejajar  dengan  garis  batang  suhunan.
                                Agar  ereng-ereng  itu  melekat  pada  "layeus",  ereng-ereng  diikat  pada
                                setiap  pertemuannya dengan  "layeus"  dengan ikat  tali  ijuk  atau  rotan
                                (bambu).  Setelah  itu  dipasang  papan-papan  ontob  (menghadap  ke
                                depan dan ke belakang) dan "cabrik" (menghadap ke sam ping), sebagai
                                penutup  usuk-usuk  agar  tidak  nampak  dari  luar.
                                    Tahap  kesepuluh  ialah  pemasangan  papan-papan  lantai  leuit
                                dengan  jalan  meletakkan  scjajar  dengan  kedua  pananggeuy.  Papan­
                                papan  lantai ditopang dengan  batang-hatang  teer  yang  juga  berfungsi
                                sebagai  "darurung".
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128