Page 119 - Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat ( PDFDrive )
P. 119
104
Pada tahap ketiga ialah menentukan ukuran leuit yang akan
dibangun. Bangunan leuit biasanya berbentuk segi empat (bujur
sangkar) makin ke atas makin besar. Untuk rnenentukan panjang setiap
sisi leuit, dipergunakan ukuran "deupa seperti halnya mengukur ukuran
rumah. Ukuran yang dianggap baik ialah ukuran "deupa" keernpat
(dano), artinya danau (telaga) sumber persediaan.
Tahap keempat setelah bahan-bahan terkumpul, kemudian bahan
bahan itu diukur-ukur dan dibentuk menjadi bagian-bagian dari
kerangka leu it. Bagian-bagian kerangka itu terdiri atas I 0 tihang yang
sama panjang, sepasang ""pancer" luar. dua buah "pancer dalam".
"sepasang pananggeuy". "sepasang pangheret" (tidak sama panjangnya
dengan pananggeuy). Pada leu it tidak diperlukan "tiang adeg" berbeda
dengan bangunan rumah. Kadang-kadang pada batang suhunan
dipasang batang kayu sepanjang batang suhunan, disebut "kadal
moyan". "lga-iga" dibuat tidak seragam panjangnya, iga paling bawah
dibuat lebih pendek daripada iga-iga di atasnya. Demikian seterusnya,
makin keatas. iga-iga itu makin panjang ukurannya.
Setelah selesai dengan pembuatan bagian-bagian kerangka,
dipersiapkan batu-batu "umpak" (tatapakan) sebagai dasar tempat
berdirinya tihang.jumlah umpak yang diperlukan sama dengan jum lah
tihang, yakni. I 0 buah. kemudian dipasang pada tempat kedudukannya
masing-masing berdasarkan ketentuan tentang besar kecilnya ukuran
leuit yang akan didirikan. Kedudukan masing-masing tatapakan harus
nyiku (membentuk sudut tegak lurus).
Pada tahap keenam dilakukan pemasangan rancak-rancak leuit
yang terdiri atas rancak depan dan rancak belakang. Bagian atas rancak
depan adalah pangheret dan bagian bawahnya pancer (anting-anting)
sedangkan pinggir-pinggir kiri dan kananya adalah tiang-tiang.
Rancak-rancak samping kiri dan kanan merupakan kerangka iga.
Bagian yang menempel pada kedua tihang bagian rancak samping
sebenarnya adalah "pananggeuy". Di sam ping rancak-rancak bad an
leuit. dirakit pula rancak-rancak atas sebagai kerangka atap. Setiap
Rancak atap terdiri alas pasangan tulang atap. Setiap pasangan atap
terdiri atas dua batang kayu yang sama panjangnya. dirakit sedemikian
rupa. sehingga membentuk sudut puncak atap. batang-batang kayu
dipersilangkan pada titik-titik temu hampir dekat ke ujung masing
masing batang kayu itu.