Page 3 - e-modul bab 10 PAI
P. 3
petunjuk (irsyâd), dan mendidik atau membuat orang menjadi
beradab (ta`dîb).
Dalam Islam, hadis Nabi SAW yang dimaknai sebagai dasar
perpolitikan dalam Islam adalah:
ٍ
ِ
ي ي َ ي َ ل ي زا ْ ي ا ي تا ي ي ي ُ ُ ي َ دح ي ٍ ي ج ُ ْ ي ي ي ي د ي َ دح ي ٍ ي ر َ ُ ْ ي ي ي ي د ي يِ َ دح
ي ش
ُ
ُ
َُ
َ
َُ
ُ
َ
َ
َْ
ْ َ
َ
َ
َ
َْ َ
َ
ٍ
ِ
ِِ
ِ
ِ
ي ص ي ي ي ِ ا ي ي ي ث د ي ي ي ي ي ي ي ي ة َ ُ ي َ أ ي ي تد ي ي َ ي َ ل ي مز ح َ ي َأ ي ي
َ
ْ َ
َْ
َ
ُ
ُ ْ َ
ُ َ
ُُْ
ْ َ
َ
ُ َ
َ
َ
ََْ
َ
َ
ِ ِ
ي ء َ
ي ُ َ ي خ َ ي يِ ي َ ي ي ُ َ ِ ْ ي ْ ا ي َ ي ي ئا إ ي ي ي ي ي َ ي َ ل ي و ِ ي َ ي ْ ي ي ا
ي َ
ُ
ْ َ َ
ُ
َ
ُ َ
َ َْ
َ َ
َ
َ َ َ
َ
ْ ُُ ُ
ِ
ِ
ي
ي ِ ِ ُ ي ي ا ي ي َ ل ْ َ ي ي ي ا ُ َ ي ي نو ْ ي ء َ ُ ي خ ي ن ُ و ي د ي َ ُ َ ي إو يِ
ي ي يَ ي يِ
َ
ُ
َ
َ ُ َ
َ
َ َ
ُ َ
ََْ
ُُ
َْ
َ
ََ َ
ِ
ِ
ِ
ِ
ي ي ا ي ي ي ُ ئ ي ي ا ي ي ن ي ي ح ي ي ُ َ ي أ ي لوَ ي ْ ي لوَْ ا
َ
َ
ْ ُ ْ
َ
َ
ْ ُ
ْ ُ َ ْ ْ
ْ ُ َ
َ َ
Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Basysyar, telah bercerita kepada kami
Muhammad bin Ja'far, telah bercerita kepada kami Syu'bah dari Furat al-Qazaz
berkata, aku mendengar Abu Hazim berkata; "Aku hidup mendampingi Abu
Hurairah radliallahu 'anhu selama lima tahun dan aku mendengar dia bercerita
dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang besabda: "Bani Isra'il, kehidupan
mereka selalu didampingi oleh para Nabi, bila satu Nabi meninggal dunia, akan
dibangkitkan Nabi setelahnya. Dan sungguh tidak ada Nabi sepeninggal aku,
yang ada adalah para khalifah yang banyak jumlahnya". Para shahabat bertanya;
"Apa yang baginda perintahkan kepada kami?" Beliau menjawab: "Penuhilah
bai'at kepada khalifah yang pertama (lebih dahulu diangkat), berikanlah hak
mereka karena Allah akan bertanya kepada mereka tentang pemerintahan
mereka".
َ
Dalam hadis tersebut terdapat kata ُ ء َ ب ن ا ُ ُ م ه ُ سى َت yang berarti
ِ
„para nabi mendampingi mereka‟. Mendampingi maksudnya
membimbing dalam hal pemerintahan yang mengatur kehidupan
bernegara dan bermasyarakat. Para penerus nabi disebut ء َ َل خ (para
khalifah), artinya para pengganti nabi, semisal Abu Bakar, Umar,
Usman, Ali dan para sahabat berikutnya. Prinsip yang menonjol
dalam hadis ini adalah pertanggungjawaban pemegang kekuasaan
(khalifah) yang bersifat langsung kepada Allah dalam memenuhi
kewajibannya sebagai pengatur yang berikhtiar memenuhi hak orang
yang dipimpin.
Dalam Islam, politik harus netral dari keinginan nafsu dan
merupakan wujud fungsi sebagai khilafah Allah. Karena itu, jiwa
politik dalam Islam adalah keikhlasan dan keterbukaan, sebab
dengan cara ini fungsi kontrol terhadap aktivitas pemerintahan akan
berfungsi maksimal. Secara historis sikap politik yang ideal tersebut
bisa diperoleh contohnya pada masa awal kepemimpinan dalam
2