Page 38 - Si Jaka Mangu
P. 38

dikibas-kibaskan sayapnya. Suara anggungan Jaka Mangu

                 yang memberikan suasana teduh dan tenang itu yang
                 dirindukan Ki Danapala selama ini.
                     Ki Ageng merasakan seperti ada hubungan batin yang

                 sangat dekat antara Ki Danapala dan burung perkututnya.
                 Setiap Ki Danapala datang ke rumahnya, kicauan burung
                 perkutut itu selalu santer terdengar menyambutnya.

                     Selang beberapa lama, Ki Danapala datang lagi dengan
                 membawa sekantong uang. Uang tersebut diberikan kepada

                 Nyi Ageng untuk membantu kebutuhan rumah tangga.
                 Ki Ageng sebenarnya menolak pemberian sahabatnya
                 itu. Namun, Ki Danapala tetap memaksa Ki Ageng untuk

                 menerimanya. Pemberian itu sebagai ungkapan rasa terima
                 kasih kepada sahabat yang kini telah dianggapnya sebagai

                 saudara.
                     Sambil menikmati hidangan pagi yang disediakan oleh
                 Nyi Ageng, seperti biasa mereka berbincang akrab saling

                 menceritakan kejadian atau peristiwa yang dialaminya sejak
                 kecil. Kesempatan baik itu dipergunakan oleh Ki Danapala
                 untuk mengutarakan yang sebenarnya ikhwal keberadaan

                 burung perkutut, si Jaka Mangu.
                     “Kakang.... Sebelumnya aku mohon maaf, jika apa yang

                 kukatakan ini menyinggung perasaan Kakang. Selama ini
                 kita sama-sama menyayangi si Jaka Mangu. Rasa sayang





                                              26
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43