Page 8 - Sufisme-Dalam-Tafsir-Nawawi-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 8

S u f i s m e   D a l a m   T a f s i r   N a w a w i  | 7

                b.  Kehidupan Ilmiah

                    Pada  masa  remaja,  Syekh  Nawawi  bersama  saudaranya;
            Tamim  dan  Ahmad  berguru  kepada  KH.  Sahal,  salah  seorang
            ulama  Banten  yang  sangat  terkenal  saat  itu.  Kemudian  kepada
            Raden  H.  Yusuf  Purwakarta.  Saat  umurnya  menginjak  13  tahun,

            Syekh Nawawi bersaudara ditinggal wafat ayahnya. Walau usianya
            terbilang  muda,  pucuk  pimpinan  pondok  pesantren  ayahnya
            digantikan  olehnya.  Selang  dua  tahun  kemudian,  ketika  usianya
            menginjak  15  tahun,  tepatnya  tahun  1828  M,  Syekh  Nawawi
            menunaikan  ibadah  haji,  sekaligus  dengan  niat  menuntut  ilmu  di
            Mekah .
                   4
                    Tiga  tahun  di  Mekah  menuntut  ilmu,  Syekh  Nawawi
            kemudian  pulang  ke  Indonesia.  Namun,  tujuan  mengembangkan
            ilmu di kampung halaman tidak semulus perkiraannya. Setiap gerak
            gerik  umat  Islam  di  Indonesia  saat  itu  dibatasi  secara  ketat  oleh

            bangsa kolonial Belanda. Keadaan yang tidak kondusif ini memaksa
            Syekh Nawawi untuk kembali ke Mekah. Akhirnya pada tahun 1855








                    4   Ada  pendapat  menyebutkan  bahwa  semenjak  muda  Syekh  Nawawi
            sudah menginjak tanah Mesir; yang merupakan salah satu pusat ilmu-ilmu Islam
            saat itu, dan bahkan hingga kini.. Belajar berbagai disiplin ilmu agama di sana,
            barulah  kemudian  ke  Mekah.  Dan  karenanya  banyak  karya-karya  beliau  yang
            dicetak  di  Mesir.  Sirajuddin  Abbas,  Thabaqât  al-Syâfi’iyyah,  Jakarta:  Pustaka
            Tarbiyah; 1975. hal. 444
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13