Page 228 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 228

Setelah Kabinet Natsir digantikan oleh Kabinet Sukiman (1951-1952) dalam
            buku Marwati Djoened dan Notosusanto, kabinet ini menempuh kebijakan yang
            menyimpang dari politik bebas aktif dikarenakan pada tahun 1952 Menteri Luar
            Negeri Ahmad Subarjo melakukan pertukaran surat dengan Duta Besar Amerika

            Serikat Merle Cochran.  Nota hubungan  ini  terkait  dengan  bantuan  Amerika
            Serikat berdasarkan  Mutual  Security  Act  (MSA).  DPRS  menganggap  kabinet
            ini telah memasukan Indonesia kedalam bagian Blok Barat. Peristiwa tersebut

            kemudian menjadi salah satu faktor jatuhnya Kabinet Sukiman.
                  Dasar hubungan kerjasama dengan Amerika Serikat yang dilakukan oleh
            Kabinet  Sukiman  (Sukiman-Cochran)  kemudian  diteruskan  dengan  diubah
            dalam bentuk kerjasama biasa antar bangsa “tidak lebih”. Adapun kerjasama
            tersebut berisikan kerjasama  ekonomi  dan teknik,  karena Indonesia  sangat

            membutuhkan  kedua  hal  tersebut  dalam  upaya pembangunan  negara.
            Selanjutnya dalam keterangannya kepada Parlemen pada  tanggal 25 Agutus
            1953  Perdana  Menteri  Ali  Sastroamijoyo  mengemukakan  betapa  pentingnya

            usaha  melaksanakan  kerja sama antara negara-negara Asia-Afrika.  Dalam
            keterangannya tersebut, dikemukakan kerja sama dengan golongan Asia-Afrika
            (termasuk Arab)  dipandang  sangat  penting  guna  memperkuat  usaha  ke  arah
            tercapainya perdamaian dunia yang kekal. 2
                  Selain mengadakan hubungan baik dengan negara-negara di barat, untuk

            membuktikan bahwa Indonesia menganut politik luar negeri yang bersifat bebas-
            aktif,  pada  bulan  Agustus  1956  Presiden  Soekarno  mengunjungi  Uni  Soviet.
            Dalam  kunjungan  ini  Uni  Soviet  memberikan  bantuan  ekonomi  tanpa  ikatan

            terhadap Indonesia. Pada bulan yang sama Presiden Soekarno juga melakukan
            kunjungan ke Cekoslovakia dan Yugoslavia. Kemudian presiden juga melakuka
            kunjungan ke RRC pada bulan Oktober di tahun yang sama.  Kementerian Luar
                                                                       3
            Negeri Republik Indonesia memainkan peran utama dalam inisiasi dan formulasi
            kebijakan politik luar negeri Indonesia.  Landasan politik idiil PLNRI adalah dasar
                                                  4
            negara Republik  Indonesia  yaitu  Pancasila  yang berisi  pedoman  dasar bagi
            pelaksanaan kehidupatan berbangsa dan bernegara yang ideal dan mencakup
            seluruh sendi kehidupan manusia.
            2      Ibid. h. 324
            3      Nugroho Notosusanto,  Sejarah Nasional Indonesia Jilid IV, (Jakarta: Balai Pustaka, 2011). h. 323
            4      Herningtyas  Ratih,  Surwandono,  dan  Tulus  Warsito.    Menginisiasi  Diplomatic  Governance  dalam
            Perumusan dan Artikulasi politik luar negeri. (Jurnal politik profetif Volume 6 Nomor 2 Tahun 2015. 2015),
            h. 50
                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            224
   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232   233