Page 233 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 233

2       Peta Politik Dunia

                            (Blok Barat dan Blok Timur)


                                             Pada masa akhir perang dunia kedua, Presiden

                                       Amerika  Serikat  Franklin  D.  Roosevelt  memiliki
                       reminder        gagasan untuk  membentuk  suatu kerjasama  dan
                 Pada bulan september   hubungan komplementer bagi setiap negara dengan
                 tahun 1950 dalam
                 Sidang Majelis Umum,   memposisikan negara-negara besar sebagai penjaga
                 PBB menerima          perdamaian  dunia.  Gagasan  Roosevelt  inilah  yang
                 Indonesia menjadi     pada akhirnya melahirkan pembentukan organisasi
                 Anggotanya yang
                 ke-60.                Perserikatan    Bangsa-Bangsa     (PBB)    dengan
                                       menempatkan lima Negara besar (Amerika Serikat,

            Uni  Soviet,  Inggris,  Cina,  Prancis)  sebagai  pemegang  hak  veto.  Namun  pada
            pelaksanaannya tujuan PBB tidak berjalan lancar, hal ini dikarenakan Amerika
            serikat dan Uni Soviet selalu menaruh kecurigaan dan saling merasa terancam
            antara satu sama lain. Permasalahan diantara kedua negara ini mengakibatkan

            terjadinya perang dingin antara Amerika Serikat sebagai Blok Barat dengan Uni
            Soviet sebagai Blok Timur.
                                      16























              Gambar 6.3 Kunjungan Presiden Uni Soviet K.E Virosyilov sedang menyaksikan tarian-tarian
                       Indonesia yang disajikan di Istana Negara pada tanggal 6 Mei 1957.
                                 Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka.
            16   Lilik Salama, Menijau Kembali Konflik Perang Dingin : Liberalisme VS Komunisme, (Surabaya: jurnal
            Universitas Airlangga, 2007).  hh. 1-2

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            229
   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238