Page 235 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 235
komunis. Selain itu, AS juga mengeluarkan Uni Soviet dari kelompok Eropa.
Dalam bidang ekonomi, tindakan yang dilakukan AS antara lain yakni memberi
bantuan ekonomi kepada negara- negara dunia ketiga, serta negara-negara Eropa
dengan program Marshal Plan yang digagas oleh George C Marshal. Namun
kemudian, ada beberapa negara yang menolak bantuan-bantuan tersebut, dan
menyatakan dirinya tidak termasuk dalam salah satu blok, inilah cikal-bakal
munculnya kelompok Non-Blok. 19
3 Politik Indonesia dalam
Konflik Perang DIngin
Dalam peta persaingan politik dunia, Indonesia mengambil sikap netral
atau tidak memihak, dimana pada tahun 1950 dan seterusnya peta perpolitikan
dunia terbagi menjadi dua kelompok yang disebutkan sebelumnya. Meskipun
secara resmi pemerintah Indonesia mengambil sikap tidak memihak, namun
faktanya hubungan politik luar negeri Indonesia justru lebih dekat dengan
negara-negara Blok Timur (sosialis).
Politik luar negeri bebas-aktif yang dijalankan oleh Indonesia adalah
berdasarkan dari Pancasila dan UUD 1945, sebagaimana yang tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu :”bahwa Pemerintah Negara
Republik Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.” Politik luar negeri
yang bebas-aktif juga berarti
mendukung kemerdekaan
bangsa-bangsa dari kungkungan
penjajahan, mempererat
hubungan dengan bangsa-
bangsa lain dengan sama derajat,
tegak sama tinggi dan duduk
sama rendah. 20
Gambar. 6.4 Presiden Soekarno sedang menyampaikan pidatonya pada Sidan KTT Non
Blok di Beograd. Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka.
19 Ibid. hh. 11-14
20 Drs. A.W. Widjaja, Indonesia, Asia-Afrika, Non-Blok dan Politik Bebas Aktif, (Jakarta: Bina Aksara, 1986),
h. 14
Sejarah Nasional Indonesia VI 231