Page 35 - Nanda Amalia - Hukum Perikatan
P. 35
Dalam hal ini, pihak yang wanprestasi dipaksanakan oleh hukum untuk
memenuhikontrak tersebut. Kontraknya biasanya “khas”. Misal dalam
perjanjian pembuatan lukisan oleh seorang pelukis tertentu/ternama.
dalam hal si pelukis wanprestasi maka pihak pembeli,
“kemungkinannya” tidak mendapatkan hasil lukisan yang serupa dengan
hasil lukisan dari si pelukis tersebut jika dialihkan kontraknya kepada
pihak lain. Oleh karenanya, dipandang adil jika si pelukis tersebut
dimintakan untuk tetap melaksanakan kontrak dengan menyelesaikan
lukisan danmenyerahkannya kepada si pemesan.
Kepustakaan :
1. Abdul Kadir Muhammad, 1986, “Hukum Perjanjian”, Alumni, Bandung.
2. Adijaya Yusuf, dkk., 1998, “Topik-topik Matakuliah Hukum Ekonomi dan
Kurikulum”, ELIPS, Jakarta.
3. C.S.T. Kansil., 1989, “Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia”,
Balai Pustaka, Jakarta.
4. Mariam Darus Badrul Zaman, 1994, “Aneka Hukum Bisnis”, Alumni,
Bandung.
5. Munir Fuady., 2002, “Pengantar Hukum Bisnis – Menata Bisnis Modern di
Era Global”, Citra Aditya Bakti, Bandung.
6. R. Subekti., & R. Tjitrosudibio., 1994, “Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata”, Cetakan ke dua puluh enam, Pradnya Paramita, Jakarta.
Tugas dan Latihan Soal :
1. Dimanakah terdapat pengaturan hukum tentang perikatan?
2. Apakah yang dimaksud dengan perikatan? Apakah perikatan berbeda atau
sama dengan Perjanjian?
3. Menurut ilmu hukum Perdata, perikatan dibedakan dengan melihat
objeknya, subjeknya serta daya kerjanya. Jelaskan masing-masing beserta
dasar hukumnya!
4. Bagaimanakah yang dimaksud dengan prestasi dan wanprestasi dalam
hukum perikatan? Jelaskan beserta dasar hukumnya!
5. Jelaskan perbedaan antara schuld dan haftung !
6. Konsekwensi yuridis dari terjadinya wanprestasi adalah timbulnya hak dari
pihak yang dirugikan dalam kontrak tersebut untuk menuntut ganti rugi.
Jelaskan macam-macam ganti rugi yang saudara ketahui!
7. Apakah yang dimaksud dengan force majeure? Bagaimana akibat hukum
terjadinya?Jelaskan!
13

