Page 30 - Nanda Amalia - Hukum Perikatan
P. 30
Akta lalai dalam praktek dikenal juga dengan istilah somasi (somatie:
Belanda, Sommation/Notice of Default: Inggris). Akta lalai ini sendiri dikenal
dan diberlakukan oleh Negara-negara dengan Civil Law System seperti
Perancis, Jerman, Belanda dan Indonesia. Sedangkan Negara-negara dengan
Common Law System tidak memberlakukan stelsel akta lalai ini.
Pengecualian terhadap akta lalai adalah dalam hal:
1. Jika di dalam kontrak ditentukan termin waktu;
2. Debitur sama sekali tidak memenuhi prestasi;
3. Debitur keliru memenuhi prestasi;
4. Ditentukan dalam undang-undang bahwa wanprestasi terjadi demi
hukum. Contoh, ketentuan Pasal 1626 KUH Perdata “Sekutu diwajibkan
memasukkan sejumlah uang dan tidak melakukannya, itu menjadi
berutang bunga atas jumlah itu, demi hukum dengan tidak usah
ditagihnya pembayaran uang tersebut, terhitung sejak hari uang
tersebut sedianya harus dimasukkan….”
Dalam hal wanprestasi yang terjadi adalah berupa tidak sempurna
memenuhi prestasi, maka dalam ilmu hukum kontrak dikenal suatu doktrin
yang disebut “Doktrin Pemenuhan Prestasi Substansial (Substantial
Performance)” yang mengajarkan bahwa dalam hal terjadi wanprestasi
berupa tidak sempurna memenuhi prestasi, namun pihak tersebut telah
melaksanakan prestasinya secara substantial maka pihak lain tersebut harus
juga melaksanakan prestasinya secara sempurna (Substantial Performance).
Dengan kata lain, jika salah satu pihak telah melaksanakan Substantial
Performance, maka pihak lain harus memenuhi prestasinya sendiri
sebagaimana yang telah disepakati atau ditetapkan dalam kontrak, dan tidak
dibenarkan kepadanya untuk melaksanakan doktrin exception non adimpleti
contractus, yaitu doktrin yang mengajarkan apabila salah satu pihak tidak
melaksanakan prestasinya maka pihak lain dapat juga telah melaksanakan
prestasinya.
Contoh: seorang pemborong (aanemeer) mengikatkan dirinya kepada pihak
yang memborongkan (bouwheer) untuk mendirikan bangunan. Setelah
dinyatakan selesai pekerjaannya ternyata dia belum memasangkan kunci-
kunci bagi bangunan tersebut, maka dapat dikatakan dia telah
melaksanakan kontrak tersebut secara substansial.
8