Page 43 - Nanda Amalia - Hukum Perikatan
P. 43
Asas ini memberikan pengaturan bahwa jika kontrak telah dibuat maka para
pihak adalah terikat, tetapi keterikatannya tersebut hanyalah sebatas
timbulnya hak dan kewajiban bagi masing-masing, sedangkan pemenuhan
prestasinya belum dapat dilakukan atau dipaksakan (Munir Fuady, 2002: 13)
dikarenakan konrak kebendaannya belum terjadi, dan untuk hal ini disebut
sebagai perjanjian kebendaan atau yang dikenal dengan istilah penyerahan
(levering).
(Catatan: kontrak dalam hukum adat tidak mengenal levering dikarenakan
sifatnya yang riil dan tunai. Maknanya dalam perjanjian dengan berdasarkan
hukum adat harus disertai penyerahannya secara langsung oleh para pihak
dihadapan para tetua adat ataupun pejabat berwenang).
D. Bagian-bagian dari Perjanjian;
Secara prinsip, para pihak bebas untuk menentukan dan mengatur sendiri isi
kontraknya sesuai dengan asas kebebasan berkontrak. Bagian-bagian yang ada
dalam suatu kontrak sendiri dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Munir Fuady,
1999: 28) :
1. Bagian dari Perjanjian yang Essensialia;
Merupakan bagian utama dari suatu kontrak. Bagian ini harus ada, misalnya
bagian tentang “harga” pada suatu kontrak Jual Beli; bagian tentang “jenis
pekerjaan” pada Perjanjian Kerja.
2. Bagian dari Perjanjian yang Naturalia;
Bagian ini merupakan bagian dari kontrak yang telah diatur oleh aturan
hukum, namun fungsinya hanya bersifat mengatur saja.
3. Bagian dari Perjanjian yang Accidentalia;
Bagian ini merupakan bagian dari kntrak yang tidak mendapatkan
pengaturannya dalam hukum namun diserahkan kepada para pihak untuk
mengaturnya sesuai dengan asas kebebasan berkontrak (freedom of
contract).
E. Syarat Sah Perjanjian;
Suatu kontrak dianggap sah dan dapat mengikat para pihak, apabila
memenui syarat-syarat sah yang telah ditentukan. Syarat-syarat tersebut
dibedakan sebagai berikut:
21