Page 56 - Nanda Amalia - Hukum Perikatan
P. 56
berupa adanya suatu causa yang halal dalam suatu perjanjian telah tidak
dipenuhi, dan ketika pihak debitur memenuhi perikatan tersebut maka
perikatan tadi disebut perikatan wajar/alamiah dan si debitur tidak
diperkenankan untuk menuntut kembali atas pemenuhan perikatan
tersebut.
C. Perbuatan Melawan Hukum.
Memperhatikan skematika yang telah disajikan pada halaman sebelumnya,
maka dapat kita ketahui bahwa suatu Perbuatan Melawan Hukum yang
diistilahkan sebagai Onrechtmatigee Daad adalah merupakan suatu bentuk
perikatan yang lahir dari Undang-undang disebabkan oleh perbuatan
manusia yang melanggar hukum.
Pengaturan tentang Perbuatan Melawan Hukum terdapat dalam Pasal 1365
dan 1366 KUH Perdata yang selengkapnya berbunyi:
Pasal 1365 : “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian
kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”.
Selanjutnya, Pasal 1366 menyatakan: “Setiap orang bertanggung-jawab
tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya sendiri,
tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau
kekurang hati-hatian”.
Gunawan Widjaya dan Kartini Muljadi (2003: 82) berusaha menarik unsur
dari suatu Perbuatan Melawan Hukum, sebagai berikut:
1. adanya suatu perbuatan melawan hukum;
2. yang mana perbuatan tersebut menyebabkan timbulnya kerugian bagi
orang lain;
3. adanya kesalahan maupun kelalaian dan kekurang hati-hatian dalam
perbuatan melawan hukum tersebut.
Ketentuan yang mengatur tentang Perbuatan Melawan Hukum sebagai
suatu perikatan ini dapat kita telaah dari pasal–pasal berikut yang satu
dengan lainnya mempunyai korelasi yaitu, Pasal 1233, Pasal 1352, Pasal
1353 dan Pasal 1234 KUH Perdata. (Lihat dan pelajari lebih lanjut ketentuan-
ketentuan tersebut).
34