Page 58 - Nanda Amalia - Hukum Perikatan
P. 58
bahwa suatu perbuatan melawan hukum pun akan melahirkan kewajiban
untuk memberikan penggantian, apakah dalam bentuk biaya, rugi maupun
bunga.
D. Penutup
Sebagai penutup dari bab ini akan disampaikan kesimpulan sebagai berikut:
1. bahwa perikatan diartikan sebagai suatu hubungan hukum diantara
para pihak di bidang kekayaan. Kata hukum yang bersanding dengan
hubungan menunjukkan adanya konsekuensi yuridis dalam suatu
hubungan yang bersifat timbal balik di antara para pihak yang
mengikatkan dirinya.
2. Ketentuan hukum perdata menyatakan bahwa perikatan sebagai
hubungan hukum dapat dilahirkan oleh adanya perjanjian yang dibuat
oleh para pihak dengan mendasarkan pada salah satunya asas
konsensualisme dan memenuhi persyaratan yang diatur dalam Pasal
1320 KUH Perdata. Perikatan juga dapat dilahirkan karena undang-
undang.
3. Perikatan yang lahir karena undang-undang ada yang semata-mata
ditetapkan oleh undang-undang seperti , kewajiban orang tua untuk
memelihara anak, kewajiban dalam pekarangan berdampingan,
kewajiban pemenuhan utang dalam hal dinyatakan pailit serta
kewajiban ahli waris untuk melunasi segala kewajiban pewaris terhadap
pihak lain.
4. Selain perikatan yang lahir semata-mata karena undang-undang,
perikatan juga lahir dari atau akibat perbuatan manusia yang dibedakan
antara perbuatan manusia yang tidak melanggar hukum dan perbuatan
manusia yang melanggar hukum (onrechtmatige daad).
5. Perikatan yang lahir dari perbuatan manusia yang tidak melanggar
hukum berupa: a) pengurusan kepentingan orang lain
(zaakwaarneming), b) pembayaran tak terutang, dan c) Perikatan
Alami/Wajar (Natuurlijke Verbintennis).
6. Perikatan yang lahir karena adanya perbuatan manusia yang melanggar
hukum, mewajibkan orang yang karena perbuatannya tersebut telah
menimbulkan kerugian bagi orang lain untuk memberikan ganti rugi.
Perbuatan ini dapat terjadi baik karena kelalaian ataupun kekurang hati-
hatian. Pada dasarnya perikatan akibat perbuatan manusia yang
36