Page 63 - Nanda Amalia - Hukum Perikatan
P. 63

1.  Pemenuhan Perikatan.
              a.    Pembayaran.
                   Pemenuhan perikatan dengan dilakukannya pembayaran diatur dalam
                   Pasal 1382 KUH Perdata. Yang dimaksudkan dengan  pembayaran oleh
                   hukum perikatan adalah setiap tindakan pemenuhan prestasi, walau
                   bagaimanapun  bentuk  dan  sifat  dari  prestasi  tersebut.  Dengan
                   terjadinya  pembayaran  ini  maka  terlaksanalah  perjanjian  di  antara
                   kedua belah pihak.

                   Ketentuan  Pasal  1382  KUH  Perdata  menyatakan,  ”Tiap  perikatan
                   dapat  dipenuhi  oleh  siapa  saja  yang  berkepentingan,  sepertinya
                   seorang yang turut berutang atau seorang penanggung utang. Suatu
                   perikatan  bahkan  dapat  dipenuhi  juga  oleh  seorang  pihak  ketiga,
                   yang tidak mempunyai kepentingan, asal saja orang pihak ketiga itu
                   bertindak atas nama dan untuk melunasi utangnya si berutang, atau
                   jika  ia  bertindak  atas  namanya  sendiri,  asal  ia  tidak  menggantikan
                   hak-hak si berpiutang”.

                   Berdasarkan Pasal tersebut di atas, yang mempunyai kewajiban untuk
                   melaksanakan  pembayaran  adalah  debitur,  namun  demikian  selain
                   debitur ada juga pihak-pihak lain yang dapat melakukan pembayaran
                   yaitu :

                   1)  Dia adalah seorang yang turut berutang;
                      Pemenuhan perikatan oleh seorang turut berutang menghapuskan
                     perikatan  yang  ada  antara  debitor  dengan  kreditor,  dengan
                     pengertian  bahwa  dengan  dipenuhinya  kewajiban  debitor  oleh
                     seorang  yang  turut  berutang,  debitor  dibebaskan  dari
                     kewajibannya untuk melakukan kewajiban yang sama berdasarkan
                     pada perikatan yang sama.

                      Ketentuan ini merupakan penjabaran dari Pasal 1280 KUH Perdata
                     yang  menyatakan  ”Di  pihak  debitor  terjadi  suatu  perikatan
                     tanggung  menanggung,  manakala  mereka  semua  wajib
                                                                          41
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68