Page 62 - Nanda Amalia - Hukum Perikatan
P. 62

URAIAN
          A.  Pengantar
              Telah  diketahui  bahwa  perikatan  dapat  bersumber  dari  undang-undang
              maupun  dari  perjanjian  yang  dibuat    oleh  para  pihak  berdasarkan  asas
              kebebasan berkontrak. Perikatan yang telah dibuat oleh para pihak adalah
              berlaku  sebagai  undang-undang  bagi  mereka,  maknanya  keberadaan
              perikatan  tersebut  adalah  telah  melahirkan  kewajiban  bagi  para  pihak  di
              dalam lapangan harta kekayaan.

              Berdasarkan Pasal 1234 KUH Perdata, prestasi atau kewajiban para pihak
              dapat berbentuk 1) untuk memberikan sesuatu, 2) untuk berbuat sesuatu
              atau  3)  untuk  tidak  berbuat  sesuatu.  Istilah  prestasi  ini  juga  kerap
              disandingkan  dengan  istilah  wanprestasi  yang  dimaknai  sebagai  tidak
              dipenuhinya  prestasi/kewajiban  dari  salah  satu  atau  kedua  belah  pihak
              yang  akhirnya  akan  melahirkan  konsekwensi  yuridis  untuk  dapat
              dituntutnya ganti rugi oleh pihak yang dirugikan.

              Ketentuan  Pasal  1236,  1239  serta  1240  dapat  dijadikan  landasan  yang
              memberikan  pengaturan  mengenai  arti  penting  dari  prestasi  ataupun
              pemenuhan  dari  suatu  kewajiban.  Berdasarkan  pasal-pasal  tersebut,
              ketidakpemenuhan  prestasi  dapat  terwujud  dalam  bentuk  penggantian
              biaya, kerugian serta bunga.

           B.  Hapusnya/Berakhirnya Perikatan
              Rumusan  Pasal  1381  KUH  Perdata  mengatur  sepuluh  (10)  cara
              hapusnya/berakhirnya  perikatan,  yaitu:  1)  karena  pembayaran,  2)  karena
              penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan,
              3)  karena  pembaharuan  utang,  4)  karena  perjumpaan  utang  atau
              kompensasi, 5) karena percampuran utang, 6) karena pembebasan utang,
              7)  karena  musnahnya  barang  yang  terutang,  8)  karena  kebatalan  atau
              pembatalan, 9) karena berlakunya suatu syarat batal dan 10) karena lewat
              waktu, sebagaimana yang diatur dalam buku keempat KUH Perdata.

              Kesepuluh  sebab  hapusnya  perikatan  tersebut  secara  umum  dapat
              dikelompokkan kepada lima (5) hal. Berikut akan disampaikan pemaparan
              masing-masing sebab hapusnya perikatan:
                                                                          40
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67