Page 64 - Nanda Amalia - Hukum Perikatan
P. 64
melaksanakan satu hal yang sama, sedemikian rupa sehinga salah
satu dapat dituntut untuk seluruhnya, dan pelunasan oleh salah
satu dapat membebaskan debitor lainnya terhadap kreditor”.
2) Seorang penanggung utang;
Ketentuan mengenai penanggungan utang dapat dilihat pada Pasal
1820 KUH Perdata yang menyatakan ”Penanggungan adalah suatu
persetujuan dengan mana seorang pihak ketiga, guna
kepentingan pihak kreditor, mengikatkan diri untuk memenuhi
perikatannya debitor manakala orang ini sendiri tidak
memenuhinya”.
Berdasarkan pasal tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa
suatu penanggungan utang adalah diberikan secara sukarela atas
kehendak dari penanggung secara pribadi. Selain itu, pelunasan
utang debitor kepada kreditor oleh seorang penanggung utang ini
adalah dalam kondisi setelah ternyata bahwa benda-benda debitor
yang menjadi jaminan pelunasan utangnya debitor (haftung) tidak
mencukupi untuk melunasi hutangnya kepada kreditor.
Ketentuan penting lainnya tentang penanggungan utang ini dapat
dilihat pada Pasal 1839 KUH Perdata, yang berbunyi: ”Penanggung
yang telah membayar, dapat menuntutnya kembali dari debitor
utama, baik penanggungan itu telah diadakan dengan maupun
tanpa pengetahuan debitor utama. Penuntutan kembali ini
dilakukan baik mengenai uangnya pokok maupun mengenai
bunga serta biaya-biaya. Mengenai biaya-biaya tersebut,
penanggung hanya dapat menuntutnya kembali, sekedar ia telah
memberitahukan kepada debitor utama tentang tuntutan-
tuntutan yang ditujukan kepadanya, di dalam waktu yang patut.
Penanggung ada juga mempunyai hak menuntut penggantian
biaya, rugi dan bunga, jika ada alasan untuk itu”.
Selanjutnya dalam Pasal 1840 KUH Perdata disebutkan bahwa
”Penanggung yang telah membayar menggantikan demi hukum
segala hak kreditor terhadap debitor”. Maknanya debitor yang
kewajibannya kepada kreditor telah dipenuhi oleh penanggung
42