Page 93 - Cara Menjadi Pengusaha
P. 93
Dan dari cerita-cerita tadi intisari utamanya adalah kreatif, gila, dan action dan
akrobat. Yang ke dua adalah milikilah network yang luas dan baik. Network disini adalah
kawan-kawan atau rekan-rekan bisnis, sehingga usaha anda cepat berkembang karena
network ini.
Network ini juga yang bisa anda garap untuk memulai bisnis tanpa modal anda.
Kawan anda usaha apa? Bagaimana anda bisa bekerja sama degan kawan anda
sehubungan dengan produk-produknya ?
Oke, jadi tidak ada alasan lagi untuk anda tidak segera memulai usaha sendiri,
baik ada modal ataupun tidak ada Peluangnya sama saja!
Sukses untuk anda
Jurus ampuh .pasti. memulai usaha/bisnis Coba anda perhatikan dua cerita ini:
Cerita tentang si A dan si B
Si A ingin sekali memiliki usaha fotokopy, ia lalu dating ke kawannya yang pinter
yang terkenal pinter ngitung-ngitung bisnis, kawannya adalah seorang akuntan public
yang terkenal.
Ia menceritakan akan menyewa tempat, kredit mesin fotokopy dan memulai bisnis
jasa fotokopynya, dan mungkin sehari minimal bisa satu rim kertas hasil fotokopynya.
Ia minta tolong di itungkan untung ruginya bisnis ini kepada kawannya yang
pintar akuntansi tersebut. Setelah diitung-itung dengan ilmu akuntansinya, temannya
bilang kepada si A :”Usahamu tidak layak kamu jalankan”. “Karena BEP /pulang
modalnya lama dan gak jelas dan penyusutan mesin fotokopy cepet sekali, jadi jangan
dijalankan bisnis ini., demikian nasehat ahli akuntan itu. Lalu si A pulang, dan karena
mungkin bodoh atau gimana. Si A tetap mulai menjalankan bisnis fotokopynya.
Ajaib!
Setelah 6 bulan berlangsung, kawan akuntannya mampir tak sengaja ke sebuah
tempat fotokopy dan akan memfotokopy dokumennya, dan betapa kagetnya ia ketika tahu
yang memiliki bisnis fotokopy adalah kawannya dulu yang berkonsultasi kepadanya.
Lebih kaget lagi sekarang mesin fotokopynya sudah bertambah.
Lalu sang akuntan bertanya:”Ini benar bisnis yang dulu
kita hitung dan bahas bersama-sama?”. “Betul pak”, kata si A. Lalu mereka ngobrol
panjang lebar tentang bisnisnya. Sepanjang jalan pulang si akuntan merenung. Kok bisa?
Secara itung-itungan bisnis ini tidak layak dijalankan dan harusnya rugi, kok
malah jalan dan berkembang? Apa ada yang salah dengan ilmu akuntasi saya?