Page 94 - Cara Menjadi Pengusaha
P. 94
Sekarang coba kita simak cerita si B, ia kawan akuntan terkenal ini juga Suatu
hari si B datang dan berkonsultasi, ia ingin memiliki bisnis angkutan kota/angkot.
Ia bilang akan kredit mobil untuk angkot, dan ia juga menceritakan tentang kira-
kira pendapatan dan pengeluarannya.
Akhirnya dengan teliti dan tepat sang akuntan membuat perhitungan. Setelah
selesai dihitung secara tepat dan teliti sang akuntan berbicara kepada kawannya ini/si
B.”Kawan, menurut ilmu akuntansi..usahamu ini tidak
layak dijalankan”. Sang akuntan menjelaskan panjang lebar tentang ketidaklayakan ini
kepada si B.
Tapi dasar si B entah bodoh atau ndableg ia tetap saja memulai usaha itu. Singkat
cerita setelah setahun tidak bertemu, sang akuntan bertemu dengan si B ini. Sang akuntan
bertanya: “Bisnis apa sekarang?”. “Bisnis angkot pak”, kata si B. Ya pak, setelah dulu
saya konsultasi dengan bapak tentang bisnis angkot yang b apak sarankan tidak
dijalankan, tapi karena saya pengin, maka saya jalankan saja, dan alhamdulilah sekarang
angkotnya sudah dua.
Hah?...............
Singkat cerita sang akuntan pamit. Sepanjang jalan ia merenung kembali. “Apa
yang salah dengan itung-itunganku?”. “Apa ada yang salah dengan ilmu akuntansi?”.
Setelah ia banyak merenungkan kisah si A dan si B akhirnya ia mendapat
pencerahan!.
Ahaaaaaa!
Ternyata ada yang tidak bisa terbaca oleh ilmu akuntansi! Kalau melihat peluang
usaha si A dan si B, jelas-jelas tidak akan untung atau malah akan rugi, tapi kenyataanya
mereka berkembang dan maju! Ya! Ada yang tidak dibaca oleh perhitungan akuntansi!
Yaitu: peluang! Sekali lagi: peluang!
Saya akan menjelaskan lebih jelas tentang peluang ini dengan masuk lebih dalam
kepada cerita si A dan si B Ketika bisnis si A mulai jalan, ternyata tempatnya menjadi
semakin rame, jalur angkot banyak yang lewat depan kiosnya, dan banyak perumahan
baru di buka di sekitar daerah tersebut
Kemudian ada orang-orang yang menitipkan dagangan di tempatnya untuk dijualkan di
tempatnya.
Karena banyak orang lewat ia juga sambilan jualan snack dan minuman dan es.
Karena makin banyak yang datang ia juga mulai melayani jilid, laminating dan lain-lain