Page 90 - Flipbook Bu Ernawati Kearifan Lokal Mandar
P. 90

Ba’du samang  :  “Memangnya kita akan kemana….”??
             Ba’dulu        :  “Banyak tanya lagi, kita ikut saja, kamu kan tau
                              statusnya mereka, mereka ini kan buronan”.
             Ba’du samang:  :  “Coba  kalau  kamu  tau  mereka  ini  statusnya
                              buronan apa”.
             Ba’dulu        :  “Yang  jelasnya  mereka  ini  buronan  peputiq
                              cina”
             Cicci’         :  “Apa  kalian  tidak  kecapean,  dari  tadi  bicara
                              terus..”??
             Ba’du samang  :  “Sama  sekali  tidak,  apalagi  kalau  kita  sama
                              itu…………….”
             Puang to’dang  :  “Ternyata kalian disini mau lari kemana kalian,
                              Cicci….  pulang..  jangan  ikut  dengan  laki-laki
                              bajingan itu”.
             Cicci’         :  “Tidak puang lebih baik aku jadi peputiq cina
                              selamanya,  daripada  aku  harus  berpisah  dari
                              kakanda kaco kende’”.
             Puang To’dang  :  “Mulai sekarang aku tidak punya anak lagi yang
                              namanya Cicci’. Dan kau pemuda keparat, anak
                              kampung hadapi aku”.
             Ba’du samang  :  “Jangan naik darah dulu, kan segala sesuatunya
                              bisa dia atur baik-baik”
             Kaco kende’  :  “Maafkan  kami  puang,  kami  telah  berbuat
                              salah”.
                            :  “Tidak  ada  istilah  maaf.  Dan  kau  juga  anak
             Puang to’dang:   muda jangan Ikut campur dengan urusan kami.
                              Dan kau kurassiri’ hadapi aku”.
             Cicci’:        :  “Apakah  Puang  sadar,  melakukan  semua  ini,
                              kanda  jangan  ladeni  dia”  (mereka  hendak
                              meninggalkan  tapi  Puang  To’dang  mengejar
                              dan  hendak  memukul)  “osoanggi  ingga
                              lekkoang”.




                                Drama Berbasis Kearifan Lokal Mandar | 83
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95