Page 15 - New Final HS Mutahar
P. 15

2 | Pendahuluan


                 yang berupa sumber artefak (kebendaan). Sumber tertulis dalam hal ini
                 dapat berupa prasasti, dokumen arsip, piagam, manuskrip, buku, dan
                 sebagainya. Selain itu juga terdapat sumber lisan yang merupakan rekaman
                 akan ingatan masa lalu yang dituturkan oleh informan didasarkan atas
                 pengalaman langsung.

                     Pada kenyataannya, sumber sejarah seperti dokumen tertulis tidak
                 dapat bertahan ratusan tahun tanpa pemeliharaan yang cermat dan
                 perawatan yang khusus. Untuk itu, perlu langkah-langkah penyelamatan.
                 Ada beberapa cara yang dapat ditempuh dalam usaha penyelamatan di
                 antaranya kegiatan konservasi dan preservasi yang dalam prakteknya
                 bukanlah kegiatan yang sederhana. Kegiatan pelestarian (preservasi)
                 dirancang untuk meminimalisir kerusakan fisik akibat proses kimiawi
                 terhadap dokumen dan mencegah hilangnya konten informasi. Tujuan
                 dari program preservasi arsip adalah untuk memastikan bahwa dokumen
                 arsip akan disimpan dengan tepat sehingga siap untuk digunakan.

                     Saat ini, dengan berorientasi pada penyelamatan substansi dan
                 isi, dengan teknologi yang semakin canggih, digitalisasi merupakan
                 langkah strategis. Upaya digitalisasi sebenarnya sudah dimulai, tapi baru
                 dilakukan terhadap sedikit sumber (arsip). Di sisi lain, dalam historiografi
                 sejarah Indonesia, sumber-sumber sejarah ini masih banyak yang belum
                 diungkap  oleh  peneliti  sejarah.  Ada  beberapa  faktor  sumber  sejarah
                 perlu mendapatkan perhatian. Salah satunya sumber itu masih menjadi
                 catatan yang terpisah dan tersebar di berbagai tempat, berpindah tangan,
                 belum diketahui, dan sulit untuk diakses oleh orang yang membutuhkan.
                 Keterbatasan akan informasi keberadaan sumber tersebut menghambat
                 perkembangan kajian dan penulisan sejarah lebih lanjut.

                     Untuk itu, keberadaan sumber sejarah dan kondisi fisiknya perlu
                 diinventarisasi. Inventarisasi itu sendiri bertujuan agar memudahkan
                 peneliti, penulis, dan peminat sejarah serta masyarakat untuk menemukan
                 dan memanfaatkan sumber tersebut. Terlebih lagi jika sumber tersebut
                 merupakan sumber primer yang mencakup semua rekaman sejarah
                 sezaman yang memungkinkan peneliti sejarah merekonstruksi gambaran
                 sejarah sebagaimana yang sesungguhnya terjadi yang dibuat oleh tangan
                 pertama atau oleh pelaku sejarah pada masa peristiwa itu terjadi. Dengan
                 menghadirkan sejarah yang objektif, masyarakat luas semakin mengetahui,
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20