Page 184 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 184
173 SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA
membangun Kalimantan, tenaga dan Surat Panglima Komando Wilayah Udara
pikirannya masih sangat dibutuhkan, II Kalimantan, yang dituangkan dalam
namun takdir berkehendak lain. Pada Surat Panglima Komando Wilayah Udara
tanggal 21 Maret 1966, beliau bersama II Kalimantan dengan Nomor: Kowilu
tokoh dirgantara Indonesia Bapak Nurtanio II/117/058/67 tanggal 15 Maret 1967 di
mengalami musibah kecelakaan Pesawat wilayah Kalimantan. (Dewan Perwakilan
Cessna di Bandung. Semua crew pesawat Rakyat Daerah Gotong Royong)
meninggal termasuk dua tokoh TNI AU Propinsi Kalimantan Barat berupa Surat
ini. Saat itu Kolonel Supadio sedang Keputusan DPRDGR (Dewan Perwakilan
dinas ke Bandung, dan diajak oleh Pak Rakyat Daerah Gotong Royong) Propinsi
Nurtanio untuk melaksanakan test flight Kalimantan Barat dengan Nomor: SK.4/1-
di PU Husein Sastranegara dan terjadi D/1-UM/1969 tanggal 18 Juli 1969.
peristiwa naas yang mengakibatkan
gugurnya Supadio. Kejadian ini membuat
TNI Angkatan Udara sangat kehilangan
putera terbaiknya, mengingat keduanya
sangat dibutuhkan dalam pembangunan
kedirgantaraan di Indonesia.
Sebagai penghargaan dan
menghormati jasa-jasa atas
pengabdiannya terhadap bangsa dan
negara khususnya terhadap Angkatan
Udara, Kolonel Supadio Notodirdjo
dianugerahkan kenaikan pangkat menjadi
Marsekal Pertama Anumerta berdasarkan
Keputusan Kasau nomor 241/T.MP/XIV/66
tanggal 21 aret 1966. Supadio bukan
hanya milik TNI AU, ia juga banyak berjasa
dalam pembangunan di Kalimantan Barat
sehingga namanya layak untuk diabadikan
sebagai Pengganti Nama PU Sungai
Durian. Pergantian nama Pangkalan
Udara Sei./Sungai Durian menjadi nama
Lanud Supadio didukung oleh beberapa
pihak, adapun bentuk dukungan itu berasal
dari Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara yang berupa Surat Keputusan
Derektorat Jenderal Perhubungan Udara
dengan Nomor: DDU/057 / 1/1/Sekre
tertanggal 22 Januari 1969 dan adanya