Page 191 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 191
SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA 180
Penyelenggaraan Ekspedisike Borneo di Tjilik Riwut meninggal dunia pada
Yogyakarta. Tahun berikutnya, 17 Desem- tanggal 17 Agustus 1987 dan jenazahnya
ber 1946 bersama beberapa tokoh, Tjilik Ri- dimakamkan di Samanan Lampang, Pa-
wut mewakili 142 suku Dayak di pedalaman langkaraya. Atas jasa-jasanya Pemerintah
Kalimantan untuk menyatakan sumpah se- RI menganugerahkan gelar pahlawan nasi-
tia kepada Republik Indonesia. Sumpah ini onal melalui SK Presiden No.107/ TK/1998,
berarti Kalimantan telah menjadi wilayah tanggal 6 November1 998.
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Para Tjilik Riwut bukan saja nasionalis, ia
anggota suku ini juga bersumpah akan juga sangat menjunjung tinggi kebudayaan
mempertahankan daerahnya masing-mas- dan leluhurnya. Ia selalu menekankan
ing dari serangan tentara NICA yang beru- pentingnya untuk tetap mengingat asal-
saha merebut kembali Indonesia. usul kita sebagai manusia. Baginya, kebu-
Pada tahun 1946 itu pula Tjilik Riwut dayaan merupakan sebuah identitas yang
memimpin 11 utusan Pemerintah RI un- harus dipelihara. Tjilik Riwut juga pernah
tuk bertempur melawan Belanda di daerah mengusulkan pemindahan ibu kota ke Pa-
Pangkalan Bun, Teluk Bogam Sungai Ran- langkaraya. Hal tersebut disampaikannya
gas dan Kotawaringin, Kalimantan Tengah. dalam satu forum Dewan Nasional. Dalam
Ia juga memimpin rombongan IV pasukan menyampaikan gagasannya, Tjilik Riwut
MN 1001 berangkat dari Pekalongan ke mengajukan nama Palangkaraya untuk di-
Kalimantan untuk membangun dukungan jadikan ibu kota Negara Republik Indone-
bagi kemerdekaan RI di Kalimantan, den- sia dan mendapat respons positif dari Bung
gan tugas Karno.
1) membentuk pasukan setempat un-
tuk menyebarkan semangat perjuangan
rakyat; 2) membentuk pemerintahan sipil RI
di daerah-daerah;
3) memberikan penerangan kepada
rakyat tentang proklamasi kemerdekaan RI.
Ketika Perang Kemerdekaan berakhir,
Tjilik Riwut berturut-turut diangkat sebagai
Wedana Sampit, kemudian Bupati Kotawar-
ingin, dan akhirnya dipercaya menjadi Gu-
bernur Kalimantan Tengah (1957—1967).
Tjilik Riwut berjasa dalam membangun
Palangkaraya sebagai ibu kota Kalimantan
Tengah, yang semula berupa hutan lebat.
Tjilik Riwut juga dikenal dan berperan besar
dalam proses pembaharuan pembangunan
sistem administrasi pemerintahan Kaliman-
tan.