Page 225 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 225

SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA                                                                      214



             pemuda      Gorontalo     lainnya    merebut      kemudian berkembang menjadi Tentara
             lapangan terbang Gorontalo yang masih             Republik Indonesia-Oedara, berjuang di

             dikuasai oleh Tentara Jepang pasca-               kampung halamannya.
             Proklamasi      Kemerdekaan         Republik           Setelah     pengakuan       kedaulatan,
             Indonesia.  Ia  kemudian  mencetuskan             Djalaluddin dikirim tugas belajar ke Sekolah
             berdirinya   Badan     Keamanan       Rakyat      Penerbang Kalijati di Subang. Setelah lulus,

             Oedara (BKRO). Badan ini terbentuk di             bersama lima orang rekan seangkatannya,
             daerah pangkalan udara, seperti Maguwo            Djalaluddin dikirim ke sekolah instruktur
             (Yogyakarta), Maospati (Madiun), Bugis            penerbang di Pangkalan Udara (Lanud)
             (Malang),     Pandanwangi        (Lumajang),      Tjililitan (sekarang Bandar Udara dan

             Panasan (Solo), Kalibanteng (Semarang),           Lanuma Halim Perdanakusuma) di Jakarta.
             Cililitan (Jakarta), dan Andir Bandung).          Setelah resmi menjadi prajurit TNI Angkatan
             Kegiatan pertama yang dilakukan oleh BKR          Udara pada tahun 1954, Djalaluddin dengan
             Oedara  adalah merebut pangkalan udara            pangkat opsir udara tingkat 2 (setara letnan

             yang dikuasai Jepang termasuk unsur               dua udara saat ini) ditempatkan di Skuadron
             pesawat dan fasilitasnya. Upaya perebutan         2/Angkut yang mengoperasikan pesawat
             pangkalan udara dilakukan di daerah basis         angkut Dakota DC-3 berpangkalan di Lanud
             BKR Oedara.                                       Halim Perdanakusuma.

                   Pada 5 Oktober 1945, pemerintah                  Pada saat Operasi Trikora merebut
             Indonesia mengeluarkan maklumat yang              Irian Barat yang masih dikuasai Belanda,
             isinya  mengubah  BKR  menjadi  Tentara           Djalaludin bertugas menerbangkan pesawat
             Keselamatan Rakyat (TKR). Selama masa             Dakota T-440 dari Skadron Udara 2/Angkut

             revolusi, Djalaluddin yang juga bergabung         untuk menerjunkan pasukan di Papua dalam
             dengan TKR Djawatan Penerbangan, yang             rangka Operasi Garuda Putih I. Kapten

































                                    Djalaluddin bersama dengan rekan sesama penerbang.
                                        Sumber : Pusat Penerangan Angkatan Udara
   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230