Page 226 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 226
215 SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA
Udara (Pnb) Djalaludin bertindak sebagai Neptune Belanda, tembakan pesawat
pilot didampingi Copilot Letnan Udara Tiga musuh pun tepat mengenai sayap dan
(Pnb) Sukandar. Pesawat lepas landas dari tangki bahan bakar. Api menyala dan
Pangkalan Udara Laha (sekarang Lanud dengan cepat menjalar ke seluruh sayap dan
Pattimura) di Ambon pada tanggal 17 Mei badan pesawat. Dengan satu guncangan
1962 sekitar pukul 02.00 waktu setempat hebat, akhirnya pesawat pun tidak dapat
dengan bantuan sorot lampu mobil untuk dikendalikan lagi dan terpaksa mendarat
memandu di landasan. Dua pesawat darurat di atas laut (ditching) di perairan
Dakota DC-3 bernomor ekor T-440 dan sebelah timur Batu Belah. Pada saat
T-480 dengan mulus mengangkasa terakhir pesawat nahas ini masih sempat
menembus kegelapan menuju Kaimana mengirim berita ke Dakota T-480 yang
untuk menerjunkan 27 orang prajurit Yon dikemudikan Kapten Udara (Pnb) Hamsana.
454-BR/PARA,1 peleton PGT-AU, serta 30 Dalam kepanikan yang mencekam saat-
koli barang dukungan logistik. saat terakhir pesawat masuk laut, seluruh
Usai menerjunkan pasukan, saat crew berhasil menyelamatkan diri keluar
pesawat hendak kembali ke Pangkalan pesawat menggunakan perahu karet.
Udara Laha, tiba-tiba muncul pesawat Dari dua perahu karet yang ada, hanya
Neptune M-273 Belanda. Satu keadaan satu yang masih dapat dipergunakan
yang sangat sulit dihadapi Kapten Djalaludin, karena tertembus peluru Neptune. Dengan
karena pesawat yang dikemudikannya menggunakan perahu karet yang tersedia,
memiliki kecepatan yang jauh lebih rendah awak pesawat berusaha menyelamatkan
dari kecepatan pesawat Neptune Belanda. diri tetapi usaha mereka mengalami
Di samping itu, Dakota tidak bersenjata kegagalan yang akhirnya ditawan Belanda
sama sekali. Tidak langsung menyerah menggunakan kapal HMS Friesland.
begitu saja, Kapten Djalaludin beserta Kapten Djalaludin beserta awak
seluruh awaknya tidak langsung menyerah pesawat diangkut dengan kapal Belanda
begitu saja, dan berusaha sekuat tenaga HMS Friesland menuju Fak-Fak dan
untuk bisa keluar dari situasi yang sulit. dijebloskan dalam penjara. Pada hari
Djalaludin segera menurunkan ketinggian keempat, mereka dibawa ke Kaimana
pesawat sampai serendah mungkin yang menggunakan kapal kecil “Snelius”
bisa dicapainya. Demikian rendah sehingga dalam keadaan diborgol tangannya.
percikan air laut sebagai akibat dari putaran Kemudian mereka dipindahkan kepenjara
baling-balingnya terlihat jelas dan bahkan di Waena, Hollandia (sekarang Jayapura)
sempat menghantam badan pesawat. menggunakan pesawat Dakota. Dalam
Tidak sekadar terbang rendah, Kapten penjara mereka dijaga sangat ketat, siang
Djalaludin juga menerbangkanT-440 secara oleh Militaire Politie (MP), sedangkan
zigzag dalam upaya semaksimal mungkin malam hari oleh Marinir Belanda. Dari
menghindari tembakan. Hollandia mereka dipindahkan lagi ke
Namun, sekali lagi karena memang penjara Angkatan Laut Belanda di Sorido,
sudah menjadi sasaran bagi Pesawat Biak, dan selanjutnya dipindahkan lagi ke

