Page 227 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 227

SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA                                                                      216



             penjara di Pulau Wundi, sebuah pulau kecil        Perdanakusuma, Jakarta. Pesawat T-1307
             dekat Biak.                                       dinyatakan hilang kontak dan diperkirakan

                   Setelah      melalui     perundingan-       tercebur ke laut di sekitar perairan Selat
             perundingan yang memutuskan adanya                Karimata akibat terbang rendah dalam
             genjatan senjata antara pihak RI dengan           upaya menghindari tangkapan radar lawan.
             Belanda, akhirnya Djalaludin beserta awak         Seluruh penumpangnya dinyatakan gugur,

             Dakota T-440 yang dipenjara di Pulau Wundi        termasuk Djalaludin Tantu, Kapten Pnb
             dibebaskan. Mereka kemudian diserahkan            Alboin Hutabarat dan Letkol Udara Sugiri
             kepada pihak Indonesia dan diterbangkan           Sukani.
             ke Jakarta menggunakan pesawat Hercules                 Sebagai Penghargaan atas jasa-

             C-130 milik UNTEA (United Nations                 jasanya terhadap TNI AU, Djalaludin Tantu
             Temporary Executive Authority). Djalaludin        dinaikkan pangkatnya satu  tingkat menjadi
             dan awaknya dianugerahi Bintang Sakti             Letnan Kolonel  Udara Anumerta. Selain
             oleh Presiden Soekarno pada tahun 1963.           itu  berdasarkan Surat  Keputusan  Kasau

                   Pesawat Hercules C-130 milik TNI-           nomor Kep/84/X/1972 tanggal 23 Oktober
             AU,  sejenis  dengan  yang  diterbangkan          1972, nama Djalaludin Tantu diabadikan
             Mayor Udara (Pnb) Djalaludin Tantu pada           menjadi pengganti nama Pangkalan Udara
             saat Dwikora. Setelah kampanye Trikora,           Tolotio Gorontalo.

             Djalaludin dimutasi ke Skuadron 31 yang
             mengoperasikan pesawat Hercules C-130B.
             Dan pada tahun 1964, saat kampanye
             Dwikora, Mayor Udara (Pnb) Djalaludin

             ditugaskan ke perbatasan Kalimantan
             Barat - Sarawak untuk mendukung Operasi
             Antasari, menerbangkan Hercules C-130B
             berkode ekor T-1307 untuk menerjunkan

             pasukan PGT yg dipimpin oleh Letnan
             Kolonel  Udara  Soegiri  Soekani  pada  2
             September 1964.
                   Pesawat Hercules T-1307 tersebut

             diawaki delapan orang, yaitu copilot Kapten
             Udara  (Pnb)  Alboin  Hutabarat,  navigator
             Mayor Udara Juamardi, Kapten Udara
             Suroso, Letnan Udara Satu Sukarno,

             Letnan Muda Udara I Sabil, Letnan Muda
             Udara I Sutopo, serta Letnan Muda
             Udara II M. Rukmana. Selesai operasi,
             dari 3 pesawat Hercules yg dikirim ke

             garis depan, hanya 2 pesawat yg berhasil
             kembali ke pangkalan di Lanud Halim
   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232